Detik.com pada Kamis, 21 Januari 2021 menuliskan berita tentang ledakan yang terjadi di sebuah gedung milik Gereja Katolik di wilayah Madrid Tengah, Spanyol. Setidaknya ada tiga orang tewas dalam kejadian tersebut. Dilansir Reuters, Rabu, 20 Januari 2021, Wali Kota Jose Luis Martinez-Almeida mengatakan dari penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan di Calle Toledo itu disebabkan oleh kebocoran gas di area boiler. Di umumkan juga bahwa mayat telah ditemukan di bawah puing-puing. Jumlah korban tewas menjadi tiga. Petugas pemadam kebakaran masih harus mengambil jenazahnya, katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Sebelumnya, seorang pejabat Gereja mengatakan satu relawan gereja hilang. Salah satu korbannya adalah seorang wanita berusia 85 tahun. Dua dari korban luka telah di bawa ke rumah saki. Satu korban dalam kondisi serius dengan cedera pada kepala. Asap mengepul dari bangunan yang sebagian runtuh. Lima lantai teratas gedung itu hancur total, dengan dinding hancur. Sedangkan dua lantai terbawah sebagian besar masih utuh, tetapi hangus di beberapa tempat karena api.
Dari ulasan kejadian diatas dapat dilihat bahwa penting sekali pemahaman terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja saat terjadi keadaan darurat. Boiler itu sendiri adalah merupakan alat yang banyak dipakai oleh berbagai perusahaan untuk memproduksi uap atau air panas yang akan digunakan untuk memanaskan suatu permukaan atau mencuci suatu alat. Oleh karena itu, boiler biasanya disebut juga dengan pesawat uap atau ketel uap. Boiler termasuk alat yang berbahaya karena sudah banyak sekali kasus kecelakaan kerja terkait dengan penggunaan boiler. Terdapat beberapa pengertian boiler atau ketel uap antara lain adalah dalam Undang-Undang Uap Tahun 1930, Pasal 2, memberikan pengertian boiler atau ketel uap ialah suatu pesawat dibuat guna menghasilkan uap atau stoom yang dipergunakan di luar pesawatnya. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Uap Tahun 1930, juga menyebutkan bahwa pesawat uap ialah ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan peraturan Pemerintah ditetapkan demikian, langsung atau tidak langsung berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan diperuntukan bekerja dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) daripada tekanan udara. Sedangkan dalam American Institute of Chemical Engineers (AICHE) dalam salah satu publikasinya memberikan definisi boiler sebagai “closed vessel in which water is heated until the water has reached the desired pressure and temperature” yang artinya bejana tertutup yang memanaskan air hingga mencapai tekanan dan suhu yang diinginkan. Adapun peraturan yang mengatur terkait dengan K3 boiler adalah Undang-Undang (Stoom Ordonnantie) Verordening Stoom Ordonnantie 1930 atau dengan kata Bahasa Indonesia Undang-Undang Uap Tahun 1930. Sedangkan keselamatan boiler yang diatur dalam peraturan ini antara lain tentang definisi dan ruang lingkup boiler atau ketel uap, kompetensi terkait dengan K3 boiler yang meliputi operator, pembuat, inspektur dan lain-lain, izin operasi dari boiler, hak dan kewajiban personil, dan denda terkait pemakaian boiler. Namun, peraturan ini belum juga diperbaharui hingga sekarang. Padahal, peraturan penting ini telah banyak kehilangan konteksnya, seperti pelaporan boiler yang harus ke Den Haag ataupun denda dalam peraturan ini yang hanya sebesar “Rp 300”. Sebenarnya boiler atau ketel uap juga sedikit dibahas dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Peraturan ini menyinggung sedikit tentang keadaan operasional dari ketel uap.
Terdapat lima jenis boiler atau ketel uap berdasarkan American Society of Mechanical Engineers (ASME) antara lain adalah Satu, Exhibition Boiler (Boiler Pameran) yaitu ketel uap yang antik atau historis yang menghasilkan uap atau air panas dengan tujuan untuk menghibur atau mendidik masyarakat atau digunakan sebagai demonstrasi, transportasi turis, atau pameran. Istilah ini termasuk ketel uap yang digunakan pada traktor uap, thresher (mesin pemisah biji dari tumbuhannya), gergaji mesin uap dan penggunaan lain yang sejenis. Dua, High Pressure Boiler (Boiler Tekanan Tinggi) yaitu sebuah ketel uap yang menghasilkan uap air atau uap zat kimia lain yang dihasilkan dalam tekanan yang lebih dari 15 psig atau air yang dipanaskan lebih dari 250 derajat Fahrenheit dan tekanan lebih dari 160 psig dari eksternal ke dalam ketel uap itu sendiri. Ketel uap tekanan tinggi ini termasuk ketel uap listrik, ketel uap miniature, ketel uap bertekanan tinggi, dan ketel uap cairan selain air yang bertekanan tinggi. Tiga, Low Pressure Boiler (Boiler Tekanan Rendah) merupakan ketel uap yang uap air atau uap lainnya dihasilkan pada tekanan yang tidak lebih dari 15 psig atau air yang dipanaskan pada suhu yang tidak lebih dari 250 derajat Fahrenheit dan dengan tekanan yang tidak lebih dari 160 psig. Empat, Model Hobby Boiler merupakan ketel uap yang menghasilkan uap baik ditempatkan secara permanen atau berpindah dan digunakan dengan tujuan untuk menghibur atau pameran tekhnologi uap, ketel uap ini tidak melebihi 20 kaki kuadrat permukaan panas, diameter kulit 16 inci, volume 5 kaki kubik, dan tekanan 150 psig. Terakhir, Water Heater yang merupakan bejana tertutup di mana air dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar, listrik, atau dengan sumber lain dengan tekanan 160 psig serta suhu tidak lebih dari 210 derajat Fahrenheit. Sedangkan dalam publikasi American Institute of Chemical Engineers (AICHE) membagi boiler menjadi empat jenis yaitu adalah satu, Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan jenis penggantian panas (Heat Exchanger) yang mengembalikan panas dari aliran gas panas dan memproduksi uap. Uap dapat digunakan dalam proses atau digunakan untuk menggerakan turbin uap untuk produksi listrik. Dua, Firetube Boilers merupakan boiler yang memiliki jalur api atau gas bakar dari pembakar (burner) yang disalurkan melalui steel tube yang dikelilingi oleh shell (kulit) yang diisi oleh air. Tiga, Watertube Boilers adalah kebalikan dari firetube. Jenis ketel uap ini didesain dengan memungkinkan air di dalam dari tube dan gas pembakaran melewati sekitar lapisan luar dari tube. Empat, Modular Boilers adalah sistem boiler yang unik dan memilki banyak keuntungan antara desain firetube dan watertube.
Terdapat beberapa bagian utama boiler secara umum yang terdiri dari pertama, Main Equipment yang di dalamnya terdapat beberapa bagian lagi antara lain Ruang Bakar (Furnace) merupakan tempat terjadinya pembakaran ampas dan minyak atau bahan bakar yang lain. Suhu di dalam ruang bakar berkisar 600 derajat Celcius tergantung dari zat kering bahan bakar. Untuk mendapatkan suhu ruang bakar yang tinggi, perlu pengaturan dari udara hembus dan umpan bahan bakar. Untuk pembuangan abu masing-masing ketel menggunakan dumping grade. Baggase Feeder yang digunakan sebagai pengumpan ampas agar masuknya ampas ke dalam ruang bakar secara kontinu dan merata. Pemasukan ampas menggunakan rotary valve dengan mengatur bukaan pintu ampas. Main steam drum sebagai tempat masuk air dan sirkulasi air panas karena pembakaran sehingga terbentuk uap. Super heater digunakan untuk mengubah uap lembab menjadi uap kering dengan temperatur 325 derjat Celcius karena uap yang mengandung air akan berbahaya bagi turbin. Cara kerjanya yaitu uap yang keluar dari upper drum ketel dimasukkan ke dalam pipa-pipa yang kemudian masuk ke dalam ruang bakar dan uap berubah menjadi uap kering. Penangkap debu (Dust collector) fungsinya sebagai penangkap debu sebelum gas asap keluar dari cerobong agar tidak terjadi polusi udara di lingkungan. Ketel pipa air menggunakan penangkap debu yaitu dengan cara dispray dengan air. Gas sisa pembakaran ditarik IDF (Induced Draft Fan), sehingga terjadi pusaran di spray dengan air di sekelilingnya. Butiran-butiran abu yang halus akan jatuh ke talang bersama air lalu ke penampung abu. Economizer adalah piranti yang digunakan untuk memanaskan air umpan dengan memanfaatkan panas dari gas asap sebelum masuk ke cerobong. Oil burner sebagai pembakaran tambahan dalam ketel dengan residu. Kedua, Auxiliary Equipment yang terdiri dari beberapa bagian antara lain Force Draft Fan (FDF) berfungsi sebagai penghembus campuran uap bahan bakar dan gas-gas dan udara di dalam ruang bakar. Induce Draft Fan (IDF) berfungsi untuk membuang atau menghisap gas-gas berikut campuran uap bahan bakar dan udara yang terdapat di dalam ruang bakar. Valves, control, dan instrument sebagai instrumen pengaman serta control terhadap tekanan, temperatur, water level dsb. Ketiga, Balance of Boiler yang di dalamnya terdiri dari Deaerator sebagai pemisah gas-gas terlarut dalam air (O2) dan memanaskan air umpan ketel uap sebelum dibakar di dalam ketel uap. Feed water heater sebagai sistem pemanasan awal pada air pengisi ketel. Blowdown system yang apabila terdapat Blowdown kontinyu yang tidak terkendali sangatlah sia-sia. Pengendalian blowdown otomatis dapat terpasang yang merupakan sensor dan merespon pada konduktivitas air boiler dan pH. Blowdown 10 % dalam boiler 15 Kg/cm² menghasilkan kehilangan efisiensi 3%.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menyebutkan bahaya boiler yang bisa muncul dalam operasional ketel uap antara lain adalah risiko ledakan, uap bertekanan tinggi, gas mudah meledak, zat kimia, gerakan mesin, dan permukaan panas. Terdapat 4 risiko besar yang bisa menyebabkan kecelakaan besar dari operasional ketel uap yaitu seperi satu, pelelehan yang pada peristiwa pelelehan ini bisa terjadi jika permukaan metal dipanasi hingga mencapai titik pelelehan. Peristiwa ini diakibatkan oleh rendahnya permukaan air sehingga panas dari ketel uap tidak memanaskan air lagi melainkan memanaskan permukaan ketel uap. Namun, peristiwa pelelahan tidak akan menimbulkan peledakan tetapi akan memberikan kerusakan besar terhadap ketel uap dan dapat memicu situasi yang mengarah pada ledakan. Dua, ledakan thermal merupakan kondisi yang dapat terjadi ketika permukaan air dalam boiler rendah yang memicu pemanasan permukaan hingga dalam kondisi permukaan terlampau panas (overheated) dan diikuti dengan penambahan air dingin. Sehingga air yang masuk langsung membentuk uap dengan sangat mudah karena memang kondisi permukaan boiler sudah sangat panas. Volume uap yang dihasilkan bisa 1600 kali volume air. Dalam penambahan volume secara tiba-tiba ini akan menjadi ledakan karena tidak cukup ruang di dalam boiler untuk memungkinkan uap mengembang. Tiga, ledakan bahan mudah meledak. Peristiwa ini dapat dipicu oleh gas yang terkumpul dan sebuah sumber panas yang memicu untuk gas tersebut meledak. Kejadian ini dapat terjadi di dalam atau di luar ketel uap. Empat, tekanan uap berlebih yaitu penambahan uap yang melebihi desain dari bejana dapat menimbulkan ledakan.
Adapun beberapa kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh operasional ketel uap atau boiler telah terjadi dan memakan korban jiwa di Indonesia yang terekam antara lain adalah pada 17 Juni 2019. 3 Pekerja PT Pismatex tewas setelah boiler di perusahaan tersebut meledak. Awalnya, korban bersama rekannya diduga membuka keran unit ketel uap utama. Keran “steam header” ketel uap itu dibuka untuk menyalurkan uap melalui pipa. Setelah 2 kali putaran dibuka, pipa tertekan dari atas ke bawah dan mengakibatkan ada bagian pipa valve yang patah dan langsung terjadi ledakan pada pipa. Pada 12 Desember 2019. 2 orang karyawan PT MSSP terlukan akibat ledakan ketel uap. Informasi di lapangan menyebutkan, kecelakaan kerja itu terjadi Kamis (12/12) sekira pukul 17.30 WIB. Waktu kejadian kedua korban mendapat perintahkan untuk memperbaiki HP Boiler dikarenakan ada permasalahan yang menyebabkan HP Boiler tidak berfungsi. Berdasarkan perintah tersebut kedua korban langsung memperbaikinya, saat mencoba untuk memainkan HP Boiler dengan cara di pompa, tiba tiba api keluar dari lubang corong ketel uap menyusul ledakan hingga naas mengenai kedua pekerja itu.
Telah diketahui bahwa boiler atau ketel uap memiliki banyak bahaya yang sangat merugikan bahkan sampai mengancam nyawa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengendalian terhadap risiko bahaya itu sendiri. Adapun beberapa cara dan alat untuk mengendalikan risiko tersebut antara lain seperti satu, dengan Rekayasa Teknis (Engineering Controls) meliputi Normal Operating Water Level (NOWL) biasanya ditempatkan di tengah dari gauge glass yang merupakan kaca khusus untuk melihat kondisi air di dalam ketel uap. NOWL terhubung dengan kolom air di dalam ketel uap sehingga dapat membaca ketinggian dengan tepat. Gauge glass juga berfungsi untuk melihat kualitas air dalam ketel uap apakah bening atau banyak sedimen. Try Cocks, semua ketel uap setidaknya harus memiliki 2 alat untuk mendeteksi tinggi air di dalam ketel uap. Memang yang paling mudah adalah dengan gauge glass, alat lain dengan fungsi yang kurang lebih sama adalah try cocks. Try cocks ini merupakan valve yang ditempatkan pada kolom air dan digunakan untuk memeriksa apakah ketinggian air masih dalam batasan aman atau tidak terlebih dalam kondisi gauge glass tidak berfungsi. Safety valve merupakan alat yang memungkinkan uap keluar dari boiler dalam kondisi tekanan uap di dalam ketel uap berlebih. Alat ini tertutup dalam kondisi tekanan normal. Burner control system, semua ketel uap modern memiliki sistem perlindungan pembakaran yang memantau pembakar (burner) agar dalam operasi yang normal. Sistem ini juga akan mematikan jalur pasokan bahan bakar ke ketel uap jika ada masalah terkait dengan safety device di dalam boiler. Dua, dengan cara Pengendalian Administratif, seperti membangun komunikasi yaitu operator boiler harus mengkomunikasikan segala kelainan yang ada dalam ketel uap segera kepada atasan. Komunikasi ini harus bisa terbangun tanpa batasan waktu dan tempat. Boiler log, merupakan kumpulan checklist yang berkaitan dengan operasional dan keselamatan boiler. Dalam checklist tersebut, item-item yang kritikal diminta untuk dipantau secara rutin oleh operator selama periode tertentu. Beberapa perusahaan memantau dalam rentang waktu 8 jam sekali dan beberapa perusahaan yang lain memantau dalam rentang waktu 24 jam sekali. Dengan mengisi checklist yang konsisten terhadap kondisi ketel uap, maka kita bisa memprediksi masalah yang akan terjadi atau mendeksi penyebab dari kerusakan yang telah terjadi. Perawatan air, air di dalam boiler harus diperiksa secara periodik. Pada pemeriksaan ini sangat terkait dengan aspek keselamatan karena mineral yang berada dalam dalam air dapat menyebabkan timbunan deposit dan memicu panas yang berlebih (overheat) pada bagian ketel uap. Pemeriksaan berkala, yaitu pemeriksaan berkala kepada peralatan dapat dilakukan dengan memeriksa bagian-bagian dari ketel uap seperti steam traps, pompa, dan lain-lain. Pemeriksaan berkala dapat dilakukan dengan memeriksa apakah suhu, visual, getaran, suara dan lain-lain sudah sesuai standard. Fire safety plan, yang terdiri dari lokasi alarm kebakaran, APAR, electrical breaker utama, hydrant dan jalur keluar dari setiap area di fasilitas yang ada. Chemical safety yaitu tempat yang berisi zat kimia berbahaya harus dilabeli dengan identitas material berbahaya sesuai dengan peringatan bahaya kimia. Lockout Tagout, merupakan alat untuk mengendalikan energi berbahaya dalam pekerja pemeliharaan boiler. Alat ini dapat berupa gembok dan tanda yang dipasang di panel ketel uap sehingga panel tersebut tidak bisa dihidupkan dalam pekerjaan pemeliharaan. Tiga, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti kaca mata safety yang merupakan alat pelindung diri wajib dipakai di area boiler untuk melindungi mata atau wajah dari partikel yang berterbangan, zat kimia baik cair ataupun gas, dan lain-lain. Penambahan faceshield juga wajib dipakai dalam kasus kontak dengan zat kimia untuk feedwater. Perlindungan mata ini diatur dalam OSHA 29 CFR 1910.133-eye and face protection. Protection standard untuk mata dijelaskan dalam ANSI Z87.1-1989, Practice for Occupational and Educational Eye and Face Protection. Sedangkan, tambahan ear plug atau ear muff juga bisa dipertimbangkan dalam kasus kebisingan ketel uap melebihi ambang batas.
Semoga Bermanfaat.