Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pola hidup masyarakat menyebabkan konsumsi energi secara umum mengalami kenaikan. Konsumsi listrik nasional dalam kurun waktu tahun 2010-2020 mengalami pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan masyarakat dan rasio elektrifikasi sehingga penggunaan peralatan Listrik seperti AC, mesin cuci, kulkas, setrika, lampu, dan lainnya bertambah. Peningkatan konsumsi energi pada sektor komersial sendiri telah mencapai 38,11 juta SBM dengan 78% berupa listrik yang digunakan sebagai penerangan, pendingin ruangan, dan peralatan listrik lainnya.

Atas dasar masalah tersebut, maka International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 2011 merilis ISO 50001, yaitu sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Pada awalnya ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah naungan PBB yaitu United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), permintaan tersebut ditujukan kepada ISO untuk mengembangkan sebuah standar manajemen energi internasional yang mencakup seluruh kebutuhan industri, memberikan respon yang efektif terhadap perubahan iklim, serta dapat beradaptasi dengan standar manajemen energi nasional. ISO saat itu telah mengidentifikasi bahwa manajemen energi adalah salah satu bidang teratas yang harus diprioritaskan dalam pembuatan standar manajemen internasional. Sehingga pada tahun 2008, ISO membentuk sebuah komite proyek bernama ISO/PC 2424 – Energi Management, untuk mengembangkan standar tersebut. ISO/PC 242 dipimpin oleh anggota ISO untuk Amerika Serikat (American National Standards Institute – ANSI) dan Brazil (Associação Brasileira de Normas Técnicas – ABNT). Para ahli dari badan standar nasional dari 44 negara anggota ISO berpartisipasi dalam ISO/PC 242 dalam pengembangan ISO 50001, dengan 14 negara lainnya sebagai pengamat. Standar ini juga diuntungkan dari berpartisipasinya organisasi pembangunan termasuk UNIDO dan Dewan Energi Dunia (WEC). Setelah melalui proses yang panjang dan melibatkan seluruh pakar yang ada di forum internasional, akhirnya pada tanggal 17 juni 2011 International Organization for Standardization (ISO) meluncurkan standar baru ISO 50001: 2011 – Energy Management Systems – Requirement with guidance for use di Geneva International Conference Centre, Switzerland. ISO 50001 telah mampu memanfaatkan berbagai standar, spesifikasi, dan peraturan manajemen energi nasional atau regional, termasuk yang dikembangkan di Cina, Denmark, Irlandia, Jepang, Republik Korea, Belanda, Swedia, Thailand, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

ISO 50001 sendiri bukanlah standar sistem manajemen energi pertama yang ada di dunia. Sebelumnya bahkan telah ada 14 standar sistem manajemen energi yang telah rilis baik itu mencakup lokal ataupun regional. Tetapi setiap standar tersebut memiliki kesamaan, bukan karena kebetulan belaka tetapi memang standar sistem manajemen energi sebelum ISO 50001 memang dibuat berdasarkan model standar manajemen umum milik ISO. Tetapi ISO 50001 sendiri mempunyai improvisasi dibandingkan pendahulunya, sebut saja EN 16001:2010 yaitu standar manajemen energi eropa. Struktur dari ISO 50001 didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan standar ISO lainnya, sebut saja ISO 9001 yang membahas tentang standar penjaminan mutu dan ISO 14001 yang membahas tentang standar manajemen lingkungan.Karena ketiga standar tersebut berdasarkan pada siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) maka ketiga standar tersebut dapat berjalan bersama dalam satu sistem.

Membahas tentang ISO 50001 tentunya tidak lepas dari energi. Energi sangatlah penting dalam pengoperasian sebuah organisasi maupun industri dan penggunaan energi sendiri membutuhkan biaya yang tidak murah. Aktivitas yang menggunakan energi dalam industri tidaklah sepele, sebut saja dari pengolahan bahan baku mentah, distribusi barang, ataupun daur ulang bahan, semuanya membutuhkan energi. Selain biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh industri dalam menggunakan energi, biaya tersebut belum termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi dampak lingkungan dan sosial terutama yang berhubungan dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Saat ini pengembangan dan penyebaran teknologi untuk sumber energi terbarukan sudah mulai digencarkan tapi implementasinya masih belum maksimal sehingga perlu memakan waktu. Sebuah industri tidak dapat mengontrol harga energi, kebijakan pemerintah, ataupun pergerakan ekonomi global, tetapi mereka dapat meningkatkan cara mereka untuk mengelola energi menjadi lebih efektif. Peningkatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi industri, yaitu dengan memaksimalkan penggunaan sumber energi yang modern dan ramah lingkungan serta mengurangi biaya dan konsumsi energi yang tidak perlu. Industri juga dapat memberikan kontribusi positif untuk mengurangi menipisnya sumber daya energi tak terbarukan serta mengurangi efek penggunaan energi tersebut di seluruh dunia ISO 50001 sendiri dibuat berdasarkan model sistem manajemen yang telah disetujui dan di implementasikan oleh banyak industri di seluruh dunia. Hal tersebut sangatlah penting karena dapat membuat perbedaan yang positif dalam jangka panjang terutama dalam peningkatan teknologi terkait penggunaan energi.

Secara sekilas ISO 50001 tidak berbeda dengan standar manajemen lainnya tetapi jika ditelusuri lebih dalam ISO 50001 dapat memberikan banyak benefit bagi organisasi, contohnya ISO 50001 akan memberikan strategi manajemen untuk meningkatkan efektifitas dalam menggunakan energi kepada sektor industri baik itu publik ataupun swasta, mengurangi biaya serta meningkatkan kinerja energi. Standar manajemen ini dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja yang lebih ideal serta dapat diakui oleh organisasi dalam mengintegrasikan kinerja energi yang lebih efektif kedalam praktik manajemen mereka. Strategi tersebut dapat diimplementasikan secara maksimal jika sesuai dengan standar yang berlaku. Standar yang harus terpenuhi yaitu meliputi:

  • Membantu organisasi dalam memanfaatkan aset konsumsi energi yang ada dengan lebih baik
  • Menciptakan transparansi serta memfasilitasi pengelolaan sumber daya energi
  • Mempromosikan praktik manajemen energi serta memperkuat perilaku manajemen energi yang baik
  • Memberikan fasilitas dalam mengevaluasi serta memprioritaskan penerapan teknologi hemat energi baru
  • Menyediakan kerangka kerja (framework) untuk mempromosikan efisiensi energi di seluruh rantai pasokan
  • Memfasilitasi perbaikan manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi gas rumah kaca
  • Memungkinkan integrasi dengan sistem manajemen organisasi lainnya seperti lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.

Setelah membahas tentang hal yang dapat dilakukan oleh ISO 50001 maka selanjutnya adalah bagaimana standar manajemen tersebut dapat bekerja. ISO 50001 sendiri dibuat berdasarkan pada model sistem manajemen ISO yang lebih umum dan telah dikenal lebih dari satu juta organisasi di seluruh dunia. Organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang telah menerapkan standar seperti ISO 9001 (manajemen mutu), ISO 14001 (manajemen lingkungan), ISO 22000 (keamanan pangan), ataupun ISO/IEC 27001 (keamanan informasi).

Secara khusus, ISO 50001 mengikuti proses Plan-Do-Check-Act untuk memastikan bahwa sistem manajemen energi ini terus-menerus berkembang seiring majunya perkembangan teknologi energi. Seluruh proses tersebut memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan manajemen energi milik mereka sekarang dengan upaya mereka untuk meningkatkan kualitas, manajemen lingkungan, serta tantangan-tantangan lain yang tengah ditangani oleh sistem manajemen mereka.

Jika mengikuti alur proses tersebut maka ISO 50001 menawarkan sebuah kerangka kerja, keuntungan yang didapatkan oleh organisasi meliputi:

  • Pengembangan kebijakan terhadap penggunaan energi yang lebih efisien
  • Menentukan target dan tujuan yang lebih akurat sehingga kebijakan organisasi dapat terpenuhi
  • Penggunaan data yang lebih maksimal sehingga organisasi dapat lebih sigap dalam membuat keputusan terkait penggunaan dan konsumsi energi
  • Pengukuran hasil yang lebih akurat
  • Peninjauan kebijakan yang lebih efektif
  • Serta terus meningkatkan manajemen energi

Dalam poin sebelumnya dibahas mengenai cara kerja dari ISO 50001, namun terkadang terpikir dalam benak “Bagaimana organisasi saya dapat diuntungkan oleh ISO 50001 ?” atau “Apakah organisasi saya benar-benar membutuhkan ISO 50001 ?”.

Seperti semua standar sistem manajemen ISO, ISO 50001 telah dirancang untuk diterapkan oleh organisasi mana pun, apa pun ukuran atau aktivitasnya, baik itu berada di sektor publik ataupun swasta, terlepas dari lokasi geografisnya.

Jika membahas tentang target peningkatan kinerja penggunaan energi, makaISO 50001 tidak menetapkan target untuk hal tersebut. Hal tersebut terserah kepada pihak organisasi ataupun pihak yang memiliki otoritas untuk mengatur sebuah industri. Secara singkat dapat diartikan bahwa organisasi manapun terlepas dari penguasaan manajemen energinya saat ini, dapat menerapkan standar ISO 50001. Agar pihak organisasi dapat diuntungkan maka disarankan penerapan ini harus menetapkan standar yang diakui dan disetujui oleh pihak organisasi agar sesuai dengan kapasitas yang dapat ditangani oleh seluruh pihak organisasi.

Setelah membaca poin sebelumnya dan memastikan bahwa anda cocok dengan apa yang ditawarkan oleh ISO 50001 maka terbesitlah sebuah pertanyaan dalam benak, “Apakah saya benar-benar perlu untuk melakukan sertifikasi ISO 50001 ?”

Seperti semua standar sistem manajemen ISO, penggunaan ISO 50001 dapat diimplementasikan untuk manfaat internal dan eksternal. Dapat diartikan bahwa setiap bagian yang memiliki kepentingan dengan organisasi dapat menerima manfaatnya, baik itu pemilik organisasi, karyawan, pengguna, pemegang saham, pelanggan, serta bagian-bagian lain yang tak dapat disebutkan. Sertifikasi oleh auditor independen tentang kesesuaian sistem manajemen energi pengguna dengan ISO 50001 bukanlah persyaratan standar itu sendiri, melainkan urusan menyetujui atau tidaknya adalah keputusan yang harus diambil oleh pengguna ISO 50001 itu sendiri. Hal tersebut berlaku kecuali ada peraturan lain yang kontra dengan ketentuan tersebut.

Alternatif untuk sertifikasi independen (pihak ketiga) adalah dengan mengundang klien dari organisasi untuk secara mandiri memverifikasi penerapan ISO 50001 sesuai dengan standar (verifikasi pihak kedua), ataupun untuk menentukan bagaimana sertifikasi tersebut dapat berlaku sesuai permintaan mereka sehingga semua pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

Semoga bermanfaat.