Sertifikasi, sebuah istilah yang umum terdengar bagi banyak kalangan baik itu akademisi ataupun pekerja. Namun apakah sebenarnya yang dimaksud dengan sertifikasi itu? Secara umum sertifikasi dapat dianggap sebagai proses formal untuk mengakui seseorang yang telah mencapai kompetensi baik itu dalam pengalaman, teori, pengetahuan, maupun pendidikan di bidang tertentu. Jenis sertifikasi yang tersedia pun beragam sesuai dengan kegunaannya, salah satu contohnya yaitu sertifikasi organisasi yang dibentuk oleh para profesional yang memiliki kapasitas pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni untuk mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan dan dari kompetensi tersebut lalu dikembangkan sebagai kurikulum untuk dibuat sebagai standar. Certified Systems Engineering Professional (CSEP), Professional Engineers (PE), dan Six Sigma Master Black Belt (SSMBB) adalah beberapa contoh sertifikasi terkemuka yang terpakai di berbagai negara. Sertifikasi memberikan bukti kepada bisnis atau organisasi yang telah berhasil lulus ujian atau ujian, membuktikan fakta kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Sejumlah besar sertifikasi tersedia untuk berbagai tujuan. Beberapa contoh termasuk sertifikasi keahlian khusus, atau sertifikasi profesional atau organisasi perdagangan. Banyak organisasi menggunakan sertifikasi untuk menetapkan tingkat jaminan kualitas bagi karyawan mereka dan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap kebijakan ketenagakerjaan dan operasi tertentu. 

Flat olympic games 2021 illustration

Selain sertifikasi terdapat juga istilah lain yang tak dapat terpisahkan yaitu kompetensi. Kompetensi berarti bahwa seseorang mampu melakukan pekerjaan atau tugas tertentu, menunjukkan bahwa mereka memahami dan mengikuti arahan di tempat kerja. Seorang individu yang disertifikasi dianggap memiliki kinerja yang kompeten ketika pedoman yang ditetapkan dalam sertifikat menjelaskan dan menunjukkan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu. Seseorang yang tidak bersertifikat dianggap tidak terlatih atau tidak terampil, menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang ada. Kompetensi yang diperoleh selama proses sertifikasi lah yang membuat insinyur yang bersertifikat berbeda dari yang lain. Biasanya, keterampilan unik dibarengi dengan tanggung jawab serta otoritas yang lebih besar dan yang terpenting potensi penghasilan yang dihasilkan pun juga lebih besar. Menurut American Society of Mechanical Engineers (ASME), insinyur mekanik dengan lisensi PE (Professional Engineer) memiliki pendapatan rata-rata 15% lebih besar daripada insinyur yang tidak berlisensi. Bagaimana dengan insinyur yang memiliki sertifikat Six Sigma? Di sisi lain, dalam perusahaan, insinyur bersertifikat Six Sigma yang diharapkan dapat memimpin perubahan di dalam organisasi dan memainkan peran kepemimpinan yang kuat. Gaji mereka biasanya ditentukan berdasarkan seberapa ahli mereka, cara mudah untuk melihatnya adalah dengan melihat apa warna sabuk mereka. Black Belt, rata-rata, menghasilkan gaji lebih banyak sekitar 34% daripada Green Belt; sedangkan Master Black Belt menghasilkan gaji lebih banyak sekitar 30% daripada Black Belt. Intinya sertifikasi adalah cara yang efisien dan efektif bagi seseorang yang berkompetensi untuk naik ke tingkat profesionalitas yang lebih tinggi.

Six Sigma? Green Belt, Black Belt & Master Black Belt? Bagi orang awam mungkin istilah-istilah tersebut terkesan aneh, bagaimana tidak karena istilah sabuk berwarna yang umumnya ditemukan pada sebuah cabang bela diri dipakai dalam sebuah sertifikasi manajemen bisnis. Apa sih yang dimaksud dengan Six Sigma itu? Six Sigma adalah strategi manajemen bisnis yang digunakan untuk meningkatkan proses produksi, menghilangkan cacat produksi, dan meningkatkan kualitas produk. Sertifikasi Six Sigma memungkinkan para profesional untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi risiko, kesalahan, dan cacat dalam proses bisnis, serta mengambil tindakan untuk menghilangkannya. Sertifikasi Six Sigma mengharuskan individu untuk menunjukkan kemahiran mereka serta menunjukkan bagaimana pengalaman individu tersebut dalam mengatasi masalah. Sertifikasi ini akan meningkatkan kredibilitas dan membantu pemegangnya untuk menjadi spesialis dalam meningkatkan proses pada perusahaan. Ada lima jenis sertifikasi Six Sigma yang berbeda: White Belt, Yellow Belt, Green Belt, Black Belt, dan Master Black Belt. Sertifikasi Six Sigma menunjukkan bahwa pemegangnya dapat memberikan jenis peningkatan kualitas berkelanjutan yang diperlukan oleh organisasi serta memantau proses dengan cermat untuk memastikan bahwa hanya ada sedikit kecacatan dalam proses atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga tidak terdapat kerugian dalam proses produksi.

Six Sigma Black Belt dan Six Sigma Master Black Belt, keduanya adalah tingkat tertinggi dari Six Sigma. Jika White Belt mempelajari dasar dari Six Sigma, Yellow Belt mempelajari teknik dan prosedur pelatihan Six Sigma, Green Belt mempelajari cara Six Sigma bekerja langsung dibawah arahan tingkat diatasnya, maka Black Belt dan Master Black Belt memegang posisi sebagai inti dalam program Six Sigma. Meskipun dianggap sebagai tingkat tertinggi namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, seorang Black Belt masih harus belajar bagaimana menerapkan perubahan yang berarti dalam sebuah organisasi. Black Belt bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek dan rencana yang telah diberikan kepada mereka. Mereka berinteraksi dengan berbagai kelompok dan melatih orang lain untuk menjadi pemimpin tim. Pemegang Black Belt harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang luar biasa dan pengalaman dalam bidang psikologi dan perilaku manusia. Pemegang Black Belt juga dapat bertindak sebagai konsultan dalam sebuah organisasi, contohnya memberikan dukungan, melakukan pelatihan, dan membantu dalam memecahkan masalah pada divisi-divisi lain. Para pemegang Black Belt harus memiliki kemampuan komunikasi yang luar biasa untuk memimpin tim mereka. Mereka akan mampu mengajarkan Six Sigma dan menciptakan tim yang memberikan hasil yang luar biasa. Tetapi terkadang Black Belt tidak bekerja sendiri, sewaktu-waktu mereka juga seringkali didukung oleh Green Belt yang akan berada di sana untuk membantu Black Belt ketika mereka tidak memimpin tim mereka.

Jika Black Belt dianggap sebagai pemimpin baru maka Master Black Belt dapat dianggap sebagai pemimpin senior. Pemegang Master Black Belt berpengalaman dalam kegiatan yang kompleks, selain itu mereka dapat menjalankan program khusus dalam organisasi baik itu mikro maupun makro. Karena pengalamannya mereka juga dikenal memiliki kemampuan dalam mengatur mobilitas sehingga alur kerja mereka terkesan efisien. Mereka juga mengkoordinasikan proyek-proyek Six Sigma di dalam perusahaan. Tugas, pengetahuan, dan cara mengatur alur kerja mereka adalah perbedaan utama antara Master Black Belt dan Black Belt Six Sigma. 

Seorang pemegang Master Black Belt bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan program Six Sigma dalam organisasi. Tujuan utamanya tentu saja adalah untuk meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencapai keuntungan bottom-line perusahaan. Mereka berkolaborasi dengan para pemimpin perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya untuk menetapkan tujuan yang tepat dan kemudian memimpin tim Six Sigma untuk mencapainya. Seorang Master Black Belt pada dasarnya membuka jalan bagi anggota kelompok Six Sigma lainnya untuk mengikuti proyek yang mereka rancang. Seorang Master Black Belt memecahkan masalah, menganalisis data, dan merancang proyek untuk meningkatkan keuntungan organisasi perusahaan dengan menggunakan metodologi Six Sigma. Setelah proyek dimulai, seorang Master Black Belt bertindak sebagai mentor untuk tim Six Sigma yang tersisa, memastikan bahwa proyek selesai tepat waktu. 

Menjadi seorang pemimpin adalah salah satu tugas paling penting dari seorang Master Black Belt. Seorang Master Black Belt harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan tim karena pekerjaan ini memerlukan transformasi organisasi yang cukup besar. Tim Six Sigma sering kali terdiri dari Yellow Belt, Green Belt, dan Black Belt di berbagai tingkat hierarki Six Sigma. Ketika Master Black Belt memulai sebuah program, maka tugas Black Belt adalah mendukung dan mengawasi Green Belt dan Yellow Belt sebagai manajer proyek. Master Black Belt menggunakan keahlian dan pengalaman mereka untuk mendidik anggota kelompok lainnya tentang cara menerapkan perubahan pada perusahaan secara efektif. Tugas Master Black Belt bisa sangat kompleks dan berorientasi pada detail. Tidak ada ruang untuk kegagalan, setiap langkah bergantung pada langkah sebelumnya yang diselesaikan dengan benar. Para pemegang Master Black Belt bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program-program yang dapat digunakan oleh anggota tim lainnya secara efektif. Mereka juga harus siap sedia untuk membantu para pemegang Black Belt jika mereka mengalami kesulitan. Tugas seorang pemegang Master Black Belt termasuk membangun sistem manajemen yang solid.

Menjadi seorang pemegang Master Black Belt pun bukanlah sebuah jenjang karir yang buruk. Hingga saat ini sertifikasi dalam Six Sigma telah menjadi semakin populer karena pemegangnya dianggap memiliki kemampuan untuk meningkatkan proses produksi pada perusahaan. Dalam industri 4.0 banyak teknologi big data baru yang tersedia bagi bermacam-macam jenis bisnis di seluruh dunia. Dalam industri yang sangat kompetitif ini, seorang individu disarankan untuk mengejar sertifikasi tingkat lanjut agar tetap kompetitif dalam dunia kerja, dan tentu saja berpenghasilan tinggi. Contoh karir yang dapat dipilih oleh pemegang sertifikasi Six Sigma tingkat atas yaitu sebagai Konsultan Program Six Sigma dan Direktur Operasional Perusahaan. Sebagai Konsultan Program Six Sigma sering kali mengharuskan kandidat untuk memiliki pengalaman bertahun-tahun dengan manajemen proses yang mendalam, metodologi-nya dan alat-alat yang terkait. Sertifikasi Six Sigma Black Belt dan Six Sigma Master Black Belt serta pengetahuan tentang proses Lean akan sangat membantu dalam pekerjaan ini. Biasanya, jenjang karir ini mengharuskan kandidat untuk menganalisis dan meninjau proses dalam bisnis. Kandidat juga akan melakukan analisis dampak, memantau keterlibatan pelanggan, mengukur dan mengevaluasi perubahan pada proses bisnis, dan membuat strategi peningkatan bisnis. Lalu sebagai Direktur Operasional Perusahaan kandidat diharapkan untuk memiliki beberapa prasyarat seperti latar belakang orang teknik, pengalaman mengelola tim produksi berskala besar, pengalaman dalam hal kapasitas dan manajemen, pengembangan dan pengendalian anggaran, serta sertifikasi minimal setingkat Black Belt dalam Six Sigma. Sertifikasi Black Belt dan Master Black Belt sangat membantu di sini karena memungkinkan kandidat untuk mengambil peran sebagai direktur di mana kandidat dapat memimpin anggota tim yang bekerja di bawah kandidat untuk memenuhi standar yang diperlukan, merancang dan memperkenalkan inovasi baru dalam proses perusahaan, dan memantau peningkatan dalam produksi.

Namun, ada beberapa kemampuan penting yang harus dimiliki untuk berkarir di Six Sigma, antara lain yaitu kemampuan untuk bersikap optimis, kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah, kemampuan untuk memimpin dan memotivasi anggota tim, kemampuan untuk mengelola proyek, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, kemampuan untuk membuat presentasi dengan baik, Kemampuan untuk memahami proses bisnis, kemampuan untuk mengelola sumber daya dan anggaran perusahaan, dan kemampuan untuk berorientasi pada hasil dan usaha yang maksimal. Tak hanya pemimpin, pemegang Master Black Belt akan menjadi agen perubahan, pelatih, supervisor, pemimpin bisnis, dan manajer proyek yang krusial bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang tertarik untuk mempekerjakan Black Belt dan Master Black Belt karena kemampuan mereka yang unik, contohnya seperti bagaimana mereka dilatih untuk dapat mengatasi masalah dan tantangan yang kompleks. Karena mereka berkonsentrasi pada kualitas dan perkembangan perusahaan, Master Black Belt adalah kandidat yang layak untuk bertanggung jawab dalam kepemimpinan di perusahaan. 

Semoga bermanfaat