KOMPAS.com, Sabtu, 13 April 2013 menuliskan berita tentang seorang pekerja bernama Slamet Raharja (33), tewas terjepit antara mesin pengangkat barang (forklift) dengan mesin genset di perusahaan tempat dia bekerja. Informasi dari petugas Polsek Pasarkemis menyebutkan, kecelakaan kerja itu terjadi di PT Hansung Fiber, Kabupaten Tangerang. Beberapa rekan kerja melihat kecelakaan itu, segera menolong korban dan membawanya ke RS Citra. Saat kejadian korban tengah mengoperasikan forklift. Karena solarnya tinggal sedikit, korban membawa mesin pengangkat barang berat tersebut ke lokasi pengisian solar. korban turun dari forklift tanpa mematikan mesin. Saat berjalan membelakangi mesin tersebut, tanpa disadarinya forklift itu bergerak mundur. Pada akhirnya korban tejepit dalam posisi berdiri antara forklift dan mesin genset.
Forklift atau Powered Industrial Truck oleh Occupational Safety and health Administration (OSHA) merupakan suatu kendaraan yang mempunyai garpu untuk mengangkut palet, drum ataupun barang lain. Forklift sangat banyak digunakan dalam menolong pekerjaan. Alat ini digunakan untuk mengangkut benda ke atas rak, memindahkan palet dari satu ruangan ke ruangan lain, membongkar mesin dari truk, serta lain-lain. Bahkan hampir di seluruh gudang memiliki forklift. Di dalam kamus online Oxford Learner’s Dictionaries membagikan definisi forklift sebagai “a vehicle with special equipment on the front for moving and lifting heavy objects”. Dalam kamus ini, forklift berarti kendaraan dengan peralatan khusus di depan untuk memindahkan serta mengangkut barang yang berat dan dalam kamus online Cambridge untuk Business English membagikan penafsiran forklift sebagai “a small vehicle with two metal bars fixed on the front, used for lifting and carrying piles of goods”. Forklift adalah peralatan kecil dengan 2 batang besi yang dipasang di depan, digunakan untuk mengangkut tumpukan benda.
Sejarah forklift ditemui pada pertengahan abad ke 19 sampai dini abad 20, sehingga pertumbuhan forklift diawali. Pada generasi dini, forklift ialah suatu alat dengan kerekan manual yang digunakan buat mengangkut beban. Sebaliknya pada tahun 1906, Perusahaan Pennsylvania Railroad menghadirkan kendaraan yang mengambil tenaga dari baterai buat memindahkan bagasi pada stasiun kereta. Pada saat perang dunia 1, bisa dilihat pertumbuhan dari bermacam macam tipe dari perlengkapan material handling di Inggris oleh perusahaan Ransomes, Sims & amp; Jefferies of Ipswich. Perihal ini nyatanya diakibatkan oleh minimnya tenaga buruh sebab banyak buruh ikut serta pada perang. Sebaliknya pada tahun 1917, Clark di Amerika serikat mengawali pengembangan serta pemakaian traktor bertenaga (Powered Tractor) serta traktor pengangkat bertenaga (Powered Lift Tractor) di pabriknya. Pada tahun 1919, Towmotor Company and Yale & amp; Towne Manufacturing pula mulai masuk pada pasar truk pengangkat (lift truck) serta hal ini bersinambung dari tahun 1920 ke 1930. Ada pula pengenalan terhadap kekuatan hidrolik serta pengembangan forklift yang bertenaga listrik, bertepatan dengan pemakaian palet standar pada tahun 1930, menolong untuk meningkatkan popularitas dari perlengkapan ini. Pada saat awal Perang Dunia II, semacam yang telah terjalin pada Perang Dunia 1, pemakaian perlengkapan ini mayoritas diperuntukan buat kepentingan perang. Sehabis perang, tata cara yang lebih efektif buat menaruh produk di gudang mulai untuk diimplementasikan. Dikala itu gudang-gudang memerlukan forklift yang bisa menjangkau ketinggian yang lebih. Pada tahun 1954, suatu perusahaan asal Inggris yang bernama Lansing Bagnall, saat ini ialah bagian dari KION Group, meningkatkan apa yang diklaim sebagai reach truck listrik yang didesain untuk gang kecil (first narrow aisle electric reach truck). Pengembangan ini membuat gudang-gudang yang ada bisa lebih efektif dengan jarak gang yang lebih kecil serta rak yang lebih besar. Tetapi, pada tahun 1950 sampai 1960, keselamatan operator jadi sorotan lebih sebab terdapatnya kenaikan ketinggian pengangkatan serta kapasitas ataupun berat beban yang dinaikkan. Ada pula perlengkapan keselamatan semacam pengaman belakang beban (load backrests) serta pelindung di atas kepala operator sudah ditambahkan kepada alat yang dibuat pada masa ini. Sehingga pada akhir masa 1980an, desain yang ergonomis mulai untuk ditambahkan pada desain forklift yang baru untuk tingkatkan kenyaman operator, kurangi cidera, serta tingkatkan produktifitas. Pada masa 1990an, emisi yang keluar dari operasional perlengkapan ini mulai untuk dikendalikan dengan terdapatnya standar emisi yang diimplementasikan kepada perusahaan pembuat forklift di bermacam negeri. Sampai pada kesimpulannya pengembangan alat ini berikutnya merupakan terkait dengan sumber tenaga yang lebih ramah area. Pengenalan forklift dengan sumber listrik AC (sumber listrik bolak balik) serta teknologi fuel cell ialah pengembangan forklift yang pantas diapresiasi.
Menurut OSHA, ada 11 bagian di dalam forklift, yakitu Bagian Satu Forklift, Mast dan Carriage, Mast ialah bagian vertikal yang dirakit sedemikan rupa sehingga membolehkan pekerjaan untuk mengangkat, membawa ke bawah serta mencondongkan (tilt) beban. Mast menunjang carriage sehingga memungkinkan pergerakan secara vertikal dengan pengangkat hidrolik. Sebaliknya carriage sendiri terbuat dari plat besi yang datar dengan pergerakan bersama dari mast yang tersambung dengan rantai ataupun disematkan secara langsung pada silinder hidrolik. Lift hidrolik mengangkut silinder yang membagikan tenaga buat mengangkat beban. Mast mempunyai 4 tipe bersumber pada tahapannya ialah satu, tipe simplex, pada tipe ini Mast cuma terdapat tahap pertama (single stage mast). 4-6 inci limited free lift. Free lift merupakan jarak garpu naik ke atas saat sebelum mast diekstensi (extended). Tipe ini sangat bagus digunakan dikala bongkar memuat truk di mana jarak vertikal sangat terbatas. 2, tipe Duplex, pada tipe ini Mast mempunyai 2 tahap dengan free lift sampai menggapai 50-60 inci lebih daripada mast simplex. Dengan desain semacam ini, nyatanya alat ini membolehkan untuk membongkar muat tumpukan yang lebih besar daripada simplex. 3, tipe Triplex, Mast ini mempunyai 3 tahap mast dengan gratis lift setinggi 50-60 inci semacam duplex tetapi mast bisa ditarik lebih lanjut. Desain ini membolehkan buat membongkar memuat tumpukan yang lebih besar daripada simplex maupun duplex. 4, tipe Quad, Mast quad mempunyai 4 sesi mast setinggi 50-60 inci semacam duplex ataupun triplex tetapi bisa ditarik lebih jauh. Desain ini membolehkan untuk membongkar muat tumpukan yang lebih besar daripada duplex maupun triplex tetapi memerlukan atensi yang ketat sebab terus menjadi tinggi barang ditumpuk maka akan semakin bahaya. Sebaliknya secara visibilitas, mast mempunyai 2 tipe ialah Mast dengan visibilitas terbatas karena bagian yang membatasi penghilatan operator serta Mast dengan visibilitas besar karena pemikiran operator lumayan memandang posisi dari mast.
Bagian Dua Forklift ialah garpu, garpu ialah bagian forklift yang secara langsung membawa beban. Bagian Tiga Forklift ialah bagian tambahan (attachment), forklift kerap memakai bermacam tambahan buat mendukung bermacam kegiatan. Tambahan ini meningkatkan kegunaan dari perlengkapan ini tetapi tambahan ini bisa mendatangkan bahaya keselematan termasuk terkait dengan stabilitas, kapasitas serta visibilitas. Ada pula bagian tambahan dari forklift antara lain semacam penjepit barang bawaan untuk menghindari pemakaian palet, penggeser sisi untuk menggerakkan garpu ke kanan serta kiri, pengangkat kontainer, penjepit karton yang dilengkapi dengan penekan beban, penjepit katun ataupun bubur kertas, pengangkat gulungan kertas, penjepit drum, rotator yang mengambil serta merotasi beban, garpu teleskopik dengan ekstensi untuk menjangkau lebih tinggi serta platform personil untuk mengangkut personil. Bagian Empat Forklift ialah Plat nama (nameplate), plat nama ialah bagian dari forklift yang merupakan bawaan dari pabrik pembuatnya. Umumnya plat nama diletakkan di sisi forklift dengan ditempel ataupun disematkan secara permanen. Salah satu isi dari plat nama merupakan no seri yang berbeda antar forklift walaupun jenisnya sama serta dibuat oleh perusahaan yang sama. Ada pula isi tulisan dari nameplate bisa meliputi model kendaraan serta no seri, berat dari kendaraan, standard yang dipatuhi oleh forklift semacam ASME B56.1 serta kapasitas. Bagian Lima Forklift ialah Label peringatan, selaku tambahan dari nameplate, perlengkapan ini dimungkinkan mempunyai label peringatan yang menyediakan data keselamatan kepada operator. Label keselamatan haruslah nampak jelas oleh operator serta wajib ditukar apabila lenyap, rusak ataupun tidak cocok. Ada 3 tipe label peringatan ialah satu, label “DANGER” yang berarti apabila danger tidak dielakkan, bahaya tersebut hendak menyebabkan kematian maupun cedera yang sungguh-sungguh. 2 label “WARNING” yang berarti apabila warning (peringatan) tersebut tidak dilaksanakan, hingga hendak terjadi kematian ataupun cedera sungguh-sungguh. Label “CAUTION” yang berarti apabila caution (perhatian) tersebut tidak diambil, hingga hendak terjadi cedera minor ataupun cedera yang sifatnya sedang.
Bagian Enam Forklift ialah Sistem Kendali (control), sistem kendali forklift meliputi bagian yang membolehkan alat ini buat bergerak ke depan, belakang, kiri, kanan, atas, bawah serta mengerem. Bagian sistem kendali forklift meliputi pengendali ke depan serta ke belakang, pengendali ini membolehkan forklift bergerak ke depan serta ke belakang. Alat pengendalinya dapat saja tertempel di kolom stir forklift ataupun berbentuk pedal yang wajib diinjak kaki. Pengendali lift hidrolik, forklif mempunyai hidrolik lift yang mengatur garpu ke atas serta ke bawah dan mencondongkan forklit. Lift ini wajib ditentukan dalam keadaan baik serta tidak terdapat kebocoran oli. Pedal, forklift mempunyai akselerator serta pedal rem yang diinjak kaki. Rem parkir (rem tangan), yakinkan memasang rem parkir ketika meninggalkan forklift serta mengganjal roda ketika forklift parkir dalam keadaan tanjakan ataupun turunan. Bagian Tujuh Forklift ialah Instrumen, forklift mempunyai bermacam tipe instrumen pada dashboardnya. Ada pula instrumen yang bisa ada dalam alat ini meliputi Indikator tekanan oli, bila instrumen ini menyala hingga bisa jadi adanya kebocoran pada forklift. Hentikan pengoperasian apabila melihat penanda ini menyala. Penanda temperatur mesin, instrumen ini memberi data tentang temperatur dalam mesin. Bila indikatornya terletak dalam posisi merah, berarti mesinnya hadapi panas yang berlebih. Penanda temperature transmisi, Penanda ini membagikan data tentang temperatur transmisi di mana bila menyala maka berarti temperatur transmisi sangat tinggi. Penanda bahan bakar, bagian ini menunjukan tinggal berapa bahan bakar yang tersisa. Meter jam (hour meter), Hour meter ini menampilkan seberapa lama dalam jam forklift digunakan. Serta Penanda baterai, bagian ini menampilkan seberapa lagi kapasitas baterai yang tersisa khususnya buat pemakaian forklift baterai. Bagian Delapan Forklift ialah Baterai, sebagian forklift wajib digunakan tanpa terdapatnya pembakaran internal (internal combustion) yang menciptakan asap sebab perlengkapan tersebut wajib digunakan di pabrik makanan misalnya. oleh hal itu, hingga terdapat jenis-jenis forklift yang digerakkan dengan baterai yang dicas dalam sebagian waktu. Ada pula bagian dari baterai meliputi Sel, separator antar sel, nampan baterai (tray battery) selaku pelindung paling luar, Elektrolit yang ialah bagian dari sel yang tercelup dalam asam sulfuric, Terminal positif serta negative. Bagian Sembilan Forklift ialah Pelindung di atas kepala (overhead guard), bagian ini ialah bagian yang didesain untuk melindungi operator dari kejatuhan barang. Bagian Sepuluh Forklift ialah Ban, ada pula jenis-jenis ban yang digunakan oleh forklift dapat meliputi pneumatik, solid, serta polyurethane. Bagian Sebelas Forklift ialah Perlengkapan keselamatan, bagian ini diperuntukan untuk melindungi operator forklift maupun pejalan kaki di dekat alatnya. Ada pula alat-alat keselamatan yang terdapat pada perlengkapan ini meliputi sabuk keselamatan, klakson, alarm kala forklift mundur, APAR, lampu peringatan yang berkedip, lampu sein dan lampu rem, dan spion.
OSHA sendiri membagi forklift jadi 7 jenis antara lain adalah Satu, Class I. electric motor rider trucks, jenis ini ialah forklift bertenaga listrik dengan model counterbalanced ataupun pengguna menghadap ke depan. Dua, Class II. Electric motor narrow aisle truck adalah forklift bertenaga listrik yang didesain untuk pemakaian di gang-gang gudang yang kecil. Tiga, Class III, Electric Motor Hand Trucks or Hand/ Rider Trucks ialah jenis yang digerakkan untuk berpindah mayoritas dengan manual serta mempunyai keahlian mengangkut secara vertikal yang sangat terbatas. Empat, Class IV, Internal Combustion Engine Trucks (Solid/ Cushion Tires) ialah jenis forklift dengan bertenaga bahan bakar minyak yang memakai ban mati/ solid/ cushion. Lima, Class V, Internal Combustion Engine Trucks (Pneumatic Tires) ialah jenis forklift dengan bertenaga bahan bakar minyak yang memakai ban karet/ pneumatic. Enam, Class VI, Electric and Internal Combustion Engine Tractors, walaupun tidak mempunyai garpu di depan, tetapi OSHA senantiasa menggolongkan traktor ini selaku salah satu tipe powered industrial truck ataupun forklift. Tujuh, Class VII, Rough Terrain Forklift Trucks, tipe ini ialah alat yang didesain untuk medan natural yang tidak rata ataupun medan konstruksi yang banyak hambatan. Walaupun didesain lebih adaptif untuk bermacam medan, tetapi tidak menjamin kalau alat ini nyaman digunakan untuk seluruh medan. Rough terrain forklift dicatat oleh OSHA terdapat 3 jenis ialah satu, forklift yang dibentuk secara kuat serta desain untuk utamanya digunakan di luar (outdoors). Dua, kendaraan yang dilengkapi dengan telescoping boom, sehingga mempermudah kendaraan jenis ini untuk mengambil serta memindahkan beban pada jarak yang bermacam tipe serta mengangkut sampai ketinggian di depan mesin. Keahlian untuk menjangkau di depan alat ini membolehkan fleksibilitas operator dalam penempatan beban. Tiga, jenis ini umumnya digandeng pada posisi balik truk trailer serta digunakan untuk membongkar barang berat dari truck/ trailer di zona kerja. Tetapi, tidak seluruh forklift yang digandeng merupakan jenis ini.
Pada operasional forklift, wajib ditentukan penggunaannya nyaman untuk operator serta pula pekerja lain dalam area dekat. Maka dari itu, butuh uraian aspek keselamatan serta kesehatan kerja pada pemakaian alat tersebut. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan serta Kesehatan Kerja Alat Angkut sudah menarangkan bermacam hal terkait K3 Forklift. Ada 3 aspek K3 forklift ialah satu, Aspek teknis yang meliputi keselamatan dalam desain dari fork lift itu sendiri. Mencakup tiang (mast) serta Garpu (fork). Dua, Aspek Organisasi meliputi prosedur, peraturan, peringatan untuk membuat operasional forklift nyaman. Tiga, Aspek Personel meliputi aspek kompetensi dari personel yang memakai, memelihara maupun mengecek. Aspek personel bersumber pada Permenaker 8 Tahun 2020 meliputi pemasangan atau perakitan, pemeliharaan dan perawatan, perbaikan, dan perubahan atau modifikasi Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut harus dilakukan oleh Teknisi bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut. Pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut harus dilakukan oleh Operator dengan kualifikasi sesuai jenis dan kapasitas Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut. Pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut yang karena kekhususannya harus dibantu oleh Juru Ikat (rigger). Pemeriksaan serta pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dilakukan oleh Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dan Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Pesawat Angkat Serta Pesawat Angkut. Syarat-syarat untuk memperoleh kompetensi di atas diatur dalam Permenaker no 8 tahun 2020.
Semoga Bermanfaat.