“M” pria berusia 30 tahun, warga Boyolali, Jawa Tengah, tewas setelah tersengat listrik ketika sedang menggerinda sebuah tangga besi di tempatnya bekerja di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Kejadian itu berawal ketika korban sedang melakukan pekerjaannya menggerinda tangga rumah dan tidak mengetahui jika ada bagian kabel yang terkelupas melilit bagian tubuhnya, sehingga korban tersengat listrik dan hampir terbakar. Setelah mendapat laporan dari warga, pihak kepolisian langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Berdasarkan olah TKP, korban tewas dikarenakan kelalaian saat bekerja. Rekan-rekan kerja korban pada saat itu langsung mematikan aliran listrik yang masih menyala dan langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih. Sayang, nyawa korban satu anak itu tak dapat tertolong lagi. Jenazah korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk otopsi. Kata Kapolsek Metro Kemayoran Komisaris Marupa Sagala saat menjelaskan peristiwa yang terjadi kepada Kompas.com, Senin (9/9/2013).
Hampir di semua bangunan tempat kerja menggunakan listrik sebagai sumber energi. Oleh karena itu, bahaya listrik akan selalu ada di setiap tempat kerja tersebut. Listrik banyak digunakan dalam setiap pekerjaan, mulai dari pekerjaaan sederhana hingga pekerjaan berat, misalnya untuk pengoperasian alat, mesin dan lainnya. Adapun penjelasan tentang listrik termuat dalam salah satu publikasi OSHA (Occupational Safety & Health Administration). Di dalam publikasinya OSHA menjelaskan tentang bagaimana asal mula listrik terbentuk hingga apa itu listrik sebenarnya. Pada dasarnya semua benda dibentuk dari atom dan atom dibuat dari partikel lain yang lebih kecil. Ada 3 partikel utama yang menyusun atom yaitu proton, neutron dan elektron. Elektron berputar dengan berpusat pada intinya atau disebut dengan nukleus yang tersusun dari neutron dan proton. Elektron memiliki muatan negatif, proton memiliki muatan positif dan neutron memiliki muatan netral. Pada setiap atom memiliki jumlah spesifik dari elektron, proton dan neutron, tetapi tidak peduli seberapa banyak partikel yang dimiliki oleh atom, karena jumlah elektron biasanya sama seperti jumlah proton. Apabila jumlahnya sama, keseimbangan akan terjadi pada atom sehingga sangat stabil. Jika atom memiliki 6 proton, maka dia juga memiliki 6 elektron. Adapun elemen yang memiliki 6 proton dan 6 elektron disebut karbon. Karbon itu sendiri dapat ditemukan sangat banyak di matahari, bintang, komet, atmosfir planet hingga makanan yang kita makan. Contoh benda yang dibuat oleh karbon antara lain batu bara dan permata.
Terdapat juga beberapa jenis atom yang kehilangan elektronnya. Atom yang kehilangan elektronnya dan lebih banyak memiliki proton, maka disebut bermuatan positif. Sebuah atom yang menerima elektron akan memiliki lebih banyak partikel negatif sehingga bermuatan negatif. Sedangkan atom yang menerima muatan atom lain disebut dengan ion. Elektron dapat dibuat untuk bergerak dari sebuah atom ke atom yang lain. Pada saat elektron ini bergerak, arus listrik akan terjadi. Elektron bergerak dari suatu atom ke atom yang lain dalam sebuah arus. Apabila satu elektron diterima, maka elektron yang lain akan hilang agar seimbang. Hal ini di karenakan semua atom ingin keseimbangan, atom yang tidak seimbang akan mencari elektron bebas untuk mengisi tempat dari atom yang kehilangan elektron sebelumnya. Atom yang sudah kehilangan elektron-nya dan memiliki lebih banyak proton, maka disebut arus positif (positive charge). Sedangkan elektron yang lepas kemudian akan mencari rumah baru. Atom yang menjadi rumah baru dari elektron yang terlepas ini kemudian memiliki jumlah elektron yang lebih banyak daripada elektron sehingga bermuatan negatif, dapat disebut juga sebagai arus negatif (negative charge).
Apabila atom positif atau elektron negatif dalam jumlah banyak, maka akan semakin kuat tarikan satu sama lain yang disebut sebagai arus atau charge. Pada saat elektron bergerak antar atom dalam sebuah benda, maka arus listrik akan muncul. Inilah yang terjadi dalam sebuah kawat listrik. Elektron dipindahkan dari atom ke atom sehingga menghasilkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lainnya, itulah hubungan arus positif dan negatif terhadap listrik. Dapat disimpulkan secara singkat, listrik adalah aliran elektron melalui konduktor. Listrik dihantarkan secara lebih baik oleh beberapa benda. Penghantar listrik yang baik artinya aliran dari elektron sangat mudah, benda-benda ini disebut konduktor. Contoh dari konduktor adalah, seperti tembaga, aluminum, atau besi. Sedangkan benda yang menghambat aliran elektron disebut sebagai insulator, seperti karet, plastic dan udara kering. Sejarah listrik telah dimulai dari tahun 600 sebelum masehi. Salah seorang yang memulainya adalah Thales yang merupakan seorang penduduk Yunani. Thales menemukan bahwa ketika batu ambar digosok dengan sutra, maka batu itu mampu menarik bulu dan benda-benda ringan yang lain. Pada saat itu, dia telah menemukan listrik. Yang dimaksud batu ambar dalam Bahasa Yunani adalah sebuah elektron, dari situlah didapatkan turunan kata lainnya, seperti electricity dan electronic.
Selanjutnya pada tahun 1600, terdapat saintis dan ahli fisika dari Ratu Elizabet 1, yang menyusun istilah electricity. Dia merupakan orang pertama yang menjelaskan medan magnet bumi dan menyadari bahwa ada hubungan antara medan magnet dan listrik. Dan Benjamin Franklin, yang merupakan seorang politisi Amerika Serikat yang terkenal menerbangkan layangan dengan ujung besi saat badai halilintar untuk membuktikan bahwa kilat merupakan salah satu bentuk dari listrik pada tahun 1752. Hans Christian Oersted dari Denmark menemukan bahwa ketika listrik mengalir melalui kawat, maka akan memproduksi medan magnet yang mempengaruhi jarum dari kompas yang terdekat pada tahun 1820. Sedangkan 1 tahun kemudian, Michael Faraday menemukan magnet yang bergerak di dalam kumparan tembaga menimbulkan aliran listrik kecil melalui kawat. Ini menjadi awal dari perkembangan motor listrik. Ada juga pada tahun 1826, Andre Ampere menjelaskan tentang teori elektro dinamis. Oleh karena itu, unit arus listrik menggunakan namanya yaitu ampere. Sedangkan tahun 1827, Georg Ohm menghasilkan penelitiannya tentang listrik. Unit hambatan listrik inilah yang mengambil namanya yaitu Ohm. Charles Whatstone dan William Forthegill Cooke juga membuat mesin telegraf pertama yang pastinya menggunakan listrik pada tahun 1831. Lalu, pada tahun 1838, Samuel Morse memamerkan penemuannya tentang pengiriman 10 kata dalam 1 menit dengan mesin telegraf baru di New York. Inilah yang akan menjadi kode morse.
Pada tahun 1870 terdapat Thomas Edison, membangun DC (direct current atau arus langsung) generator listrik di Amerika. Dia kemudian menyedikan listrik untuk semua New York. Pada tahun 1878, Joseph Swan juga menunjukkan lampu listrik yang pertama dan pada tahun yang sama dengan Thomas Edison mendemonstrasikan lampu pertama yang berbahan filamen karbon. Sekitar tahun 1800-an, Nicola Tesla mengajukan konsep AC (alternating current) untuk transmisi listrik yang digunakan di rumah, bisnis, dan industri hari ini. Dia juga menemukan motor yang beroperasi berdasarkan konsep AC dan mendesain pembangkit hidroelektrik yang pertama di dunia pada Air Terjun Niagara. Wilherm Feim pada tahun 1895 menemukan bor tangan pertama. Tahun 1918-1919 menemukan mesin kulkas dan mesin cuci listrik pertama. Tahun 1926, Undang-undang Penyedian Listrik di Amerika Serikat dan Grid Nasional Amerika pertama telah diresmikan.
Tahun 1930-1940 alat-alat elektronik mulai bermunculan dengan adanya radio, vacuum cleaner, sertika, dan mesin cuci di rumah tangga. Kemudian John Logie Baird juga telah menemukan adanya televisi. Pada tahun 1879 menjadi tahun pertama terjadinya kecelakaan tersengat listrik yang memicu kematian. Ini merupakan catatan resmi yang direkam oleh Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Listrik dapat pula menyebabkan kecelakaan, kecelakaan ini dapat terjadi di tempat kerja. Terdapat data dari Biro Statistik Keburuhan Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari tahun 1992-2007 terjadi kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian karena kontak dengan arus listrik sejumlah total 4455 kasus kematian dengan rata-rata 278 kasus kematian terjadi setiap tahunnya.
Bahaya listrik merupakan bahaya yang sangat serius. Terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan bahaya listrik atau risiko listrik, seperti tersetrum listrik, luka bakar, kebakaran dan ledakan. Tersetrum listrik merupakan risiko listrik pertama, karena perlu diketahui bahwa tubuh juga dapat menghantarkan listrik. Pada saat tubuh melakukan kontak langsung kepada sumber listrik tanpa perlindungan dan anggota tubuh yang lain melakukan kontak terhadap permukaan yang memiliki beda potensial, maka arus listrik akan mengalir masuk ke dalam tubuh menjalar di sepanjang tubuh dan keluar di anggota tubuh yang lain biasanya ke tanah. Hal ini bisa membuat seseorang menderita sakit, luka dan kematian akibat dari kejut listrik tersebut. Arus listrik dapat masuk ke dalam tubuh bahkan dalam kondisi arus listrik sekecil 3 mili ampere. Arus 3 mili ampere ini dapat membuat reaksi otot spontan, patah tulang hingga kematian yang dapat timbul dari tabrakan dan jatuh. Terdapat beberapa besaran arus dan reaksi yang dirasakan oleh tubuh manusia ketika merasakan kejutan listrik, seperti besaran arus 0.5-3 mA dapat menimbulkan sensasi kesemutan, besaran 3-10 mA dapat menimbulkan kontraksi otot dan sakit, besaran 10-40 mA dapat menimbulkan let go threshold (batas di mana korban tidak bisa mengendalikan ototnya dan tidak bisa melepaskan dirinya dari kontak listrik), besaran 30-75 mA dapat menyebabkan henti napas, besaran 100-200 mA dapat menyebabkan ventricular fibrillation (gangguan ritme jantung), besaran 200-500 mA dapat menyebabkan jantung berdetak dengan kencang, dan besaran 1500 mA dapat menyebabkan jaringan dan organ mulai untuk terbakar.
Setelah bahaya tersetrum listrik ada juga luka bakar (burns), luka bakar (burns) dalam kecelakaan karena listrik dapat menjadi sangat serius. Luka bakar karena listrik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Electrical burns merupakan hasil dari arus listrik yang masuk pada jaringan baik hanya sampai kulit atau bahkan hingga jaringan lebih dalam lagi seperti otot dan tulang. Kerusakan jaringan disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari aliran arus, jika panas yang dikirim oleh listrik itu tinggi, maka tubuh tidak dapat mengeluarkan panas sehingga akan membakar jaringan tubuh. Luka bakar jenis ini sulit untuk pulih. Arc burns merupakan luka bakar yang timbul karena suhu tinggi yang diproduksi oleh busur listrik (electrical arcs) atau oleh ledakan yang dekat dari tubuh. Dan Thermal contact burns merupakan luka bakar yang dihasilkan dari kulit yang kontak dengan permukaan panas dari konduktor, conduit, atau alat listrik yang lain. Dalam beberapa kasus, luka bakar tidak hanya berasal dari 1 jenis luka melainkan beberapa luka yang terjadi secara simultan. Kebakaran merupakan bahaya listrik atau risiko listrik yang ditimbulkan atau terjadi apabila arus yang terlibat cukup besar, sebuah busur listrik dapat menghasilkan kebakaran. Kasus kebakaran karena listrik juga bisa muncul dari peralatan yang mengalami suhu berlebih (overheat) atau konduktor yang membawa terlalu banyak arus. Sedangkan ledakan merupakan bahaya listrik atau risiko listrik yang terjadi apabila busur listrik yang membawa energi sangat tinggi dapat merusak peralatan, membuat pecahan metal terbang ke segala arah. Pada kasus atmosfir yang mengandung gas mudah meledak atau uap atau debu mudah meledak (combustible dust), sebuah busur energi yang kecil dapat membuat ledak sangat keras.
Kecelakaan karena listrik diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain adalah penggunaan peralatan dan instalasi yang tidak aman, lingkungan tempat kerja yang tidak aman dan tindakan tidak aman dalam pekerjaan. Faktor penggunaan peralatan dan instalasi yang tidak aman dapat dikelompokkan menjadi kategori unsafe conditions (kondisi tidak aman). Artinya kecelakaan listrik diakibatkan oleh kondisi tidak aman, perilaku tidak aman atau kombinasi dari keduanya. Contohnya penggunaan peralatan tidak aman, seperti penggunaan insulator yang gagal, pembumian yang tidak tepat, koneksi yang longgar, bagian yang rusak, bagian dengan listrik yang tidak terlindungi dan peralatan yang berkualitas rendah. Lingkungan kerja yang tidak aman contohnya seperti hadirnya uap, cairan dan gas yang mudah terbakar. Area yang mengandung atmosfir korosif dan basah dapat mempengaruhi kualitas dari instalasi listrik yang ada dan juga memperburuk kondisi tidak aman. Sedangkan, perilaku tidak aman meliputi kegagalan untuk melakukan prinsip LOTO sebelum melakukan intervensi listrik. Perilaku tidak aman juga bisa meliputi penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat dalam melakukan pekerjaan listrik.
Adapun pengendalian bahaya listrik dapat dirangkum dalam hierarki pengendalian bahaya yang meliput eliminasi atau substitusi, merupakan langkah yang paling efektif dibandingkan semua pengendalian yang lain. Langkah ini bertujuan untuk menghilankan secara penuh bahaya listrik atau penggantian dengan aspek yang lebih rendah risikonya. Contoh dari tindakan eliminasi dan substitusi, seperti penggantian material dengan yang lebih aman, mengganti proses, melaksanakan kegiatan di tempat yang jauh dari sumber listrik dan menggunakan alat otomatis. Rekayasa teknik, merupakan langkah yang meliputi penggunaan teknologi dalam mengurangi risiko. Tahap rekayasa teknik dapat mencakup sistem ventilasi untuk menghilangkan uap berbahaya, pelindung mesin, pelindung panel lsitrik, pemakaian current limting circuit breakers atau fuse, interlok mesin, alat pengangkat, konveyor dan pemasangan karpet listrik. Pengendalian administratif, merupakan langkah yang meliputi tindakan pengendalian bahaya yang fokus pada aspek manajemen organisasional, pelatihan, instruksi kerja dan sebagainya. Contoh dari pelaksanaannya meliputi pembuatan surat ijin kerja aman, penggunaan LOTO, pelatihan bahaya listrik dan lain sebagainya. Langkah terakhir adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), yang merupakan langkah paling tidak efektif dalam pengendalian berbagai risiko termasuk risiko dalam pekerjaan listrik, namun langkah ini terkadang menjadi langkah yang paling mudah untuk dilakukan. Contoh dari APD yang dapat dipakai adalah sarung tangan anti listrik, sepatu safety yang anti listrik, faceshield dan kaca mata safety.
Semoga bermanfaat.