Data adalah emas… Itulah tema yang disampaikan oleh Neelie Kroes seorang wakil komisaris Eropa yang bertanggung jawab pada agenda digital ketika ia berpidato pada acara Press Conference on Open Data Strategy tahun 2011. Ia berpesan bahwa pada era digital ini, data telah menjadi bagian yang sangat penting bagi peradaban manusia seperti halnya minyak bumi yang sempat mendapatkan julukan the black gold. Pernyataan tersebut disampaikan berdasarkan fakta bahwa data telah menjadi sumber laba bagi para pelaku bisnis di dunia maya internet. Mereka hidup dari data yang mereka berdayakan. Sejalan dengan pernyataan Neelie Kores tersebut, kini manajemen data bukan lagi hanya menjadi kompetensi yang penting bagi suatu organisasi, melainkan telah menjadi bagian kritis yang berperan sebagai penentu kemenangan dalam penguasaan pasar maupun pencapaian misi. Saat ini, perusahaan-perusahaan dan berbagai institusi pemerintah telah mengambil keuntungan dari inovasi-inovasi yang telah dikembangkan oleh mereka yang bergerak dalam bisnis web services. Mereka sedang berupaya untuk mengembangkan inisiatif baru dan mengevaluasi strategi-strategi yang mereka miliki demi menemukan cara bagaimana mereka dapat memanfaatkan Big Data untuk mengembangkan bisnistnya. Dalam proses tersebut, mereka pun belajar untuk memahami apa itu Big Data, mulai dari definisi Big Data, jenis-jenis teknologi Big Data, manfaat yang mungkin diperoleh dari implementasi teknologi Big Data, hingga bagaimana memilih teknologi Big Data yang tepat bagi kebutuhan mereka.

Lalu apakah yang dimaksud dengan Big Data tersebut? Secara sederhana, Big Data didefinisikan sebagai sekumpulan data dengan volume yang sangat besar yang terlalu kompleks untuk dapat diproses dengan teknologi pengolahan data konvensional. Big Data didapatkan dari banyak sumber, contohnya data klik di internet, transaksi seluler, konten yang dibuat oleh pengguna, dan aktivitas di media sosial serta konten yang dihasilkan dengan sengaja oleh pengguna. Selain itu, data perawatan kesehatan, teknik, operasi manajemen, industri internet, dan aktivitas keuangan semuanya menambah cakupan dari Big Data. Karena Big Data terlalu kompleks maka data-data ini membutuhkan teknik komputasi yang kuat untuk dapat menemukan pola yang ada dalam data tersebut. Tetapi tentu saja definisi itu masih sangat relatif, tidak mendeskripsikan sebesar apa Big Data itu. Ada juga yang mendeskripsikan Big Data sebagai fenomena yang lahir dari meluasnya penggunaan internet dan kemajuan teknologi informasi yang diikuti dengan terjadinya pertumbuhan data yang luar biasa cepat, yang dikenal dengan istilah ledakan informasi (Information Explosion) maupun banjir data (Data Deluge). Hal ini mengakibatkan terbentuknya aliran data yang super besar dan terus-menerus sehingga sanga sulit untuk dikelola, diproses, maupun dianalisa dengan menggunakan teknologi pengolahan data yang selama ini digunakan.

Definisi diatas dipertegas lagi dengan menyebutkan bahwa Big Data memiliki tiga karakteristik / atribut yang dikenal dengan istilah 3V (Volume, Variety, Velocity). 3 karakteristik tersebut bermakna sebagai berikut: Volume yang berkaitan dengan ukuran yang super besar, dalam hal ini kurang lebih sama dengan definisi dari MGI. Variety yang menggambarkan tipe atau jenis data yang sangat beragam, yang meliputi berbagai jenis data baik data yang telah berstruktur dalam suatu database maupun data yang tidak terorganisir dalam suatu database seperti halnya data teks pada web pages, data suara, video, click stream, log file dan lain sebagainya. Dan Velocity yang dapat diartikan sebagai kecepatan dihasilkannya suatu data dan seberapa cepat data itu harus diproses agar dapat memberikan hasil yang valid. Hal ini juga dapat dimaknai sebagai laju pertumbuhan maupun perubahan suatu data atau frekuensi kemunculan maupun frekuensi perubahannya.

Big Data pun dapat berasal dari banyak sumber dan setiap sumber memiliki isi data yang berbeda, ketiga sumber tersebut meliputi: Public Data (Data Publik), Private Data (Data Privat), Data Exhaust (Data Buangan). Public Data adalah data yang umumnya dipegang oleh pemerintah, badan usaha milik pemerintah, dan komunitas lokal. Contoh data yang termasuk dalam Public Data berkaitan dengan bidang yang umum dalam masyarakat seperti transportasi, kesehatan, dan penggunaan energi. Meskipun data ini dapat diakses oleh publik tetap saja terdapat batasan tertentu agar tetap dapat menjaga privasi individu. Lalu ada Private Data yaitu data yang umumnya dipegang oleh perusahaan swasta dan perusahaan non-profit (nirlaba). Contoh data yang termasuk dalam Private Data berkaitan dengan transaksi konsumen, manajemen rantai pasok perusahaan, penelusuran situs web, penggunaan telepon genggam, dan lain-lain. Data tersebut sangat sensitif, maka dari itu penyebaran data tersebut sangat dibatasi guna melindungi privasi pelanggan dan perusahaan. Lalu ada Data Exhaust yang berasal dari jejak penggunaan pengguna dalam mengakses internet. Misalnya ketika melakukan pencarian terhadap suatu hal di internet, melakukan transaksi di toko online, atau ketika berinteraksi dengan orang lain di dunia maya. Kegiatan-kegiatan tersebut meninggalkan jejak data yang berbeda antar tiap orang, dari data yang dikumpulkan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi apa yang sekiranya dicari dan dibutuhkan oleh pengguna.

Lantas mengapa Big Data itu penting? Karena Big Data adalah konsep yang lahir dari dunia teknologi informasi, maka ketika kita berdiskusi tentang teknologi informasi, topik pembicaraan pasti tak akan terlepas dari persoalan tentang software atau hardware. Persoalan tersebut sering dikaitkan dengan kecanggihan, performa, maupun hal-hal baru yang ditawarkan oleh software / hardware yang menjadi topik pembicaraan. Demikian juga dengan Big Data, pasti juga berbicara soal software dan hardware. Namun demikian, pengaplikasian Big Data tidak hanya berkaitan dengan penggunaan hardware dan software yang berperforma tinggi, tetapi lebih mengacu pada pemberdayaan data sebagai penunjang bisnis. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dunia bisnis di era informasi ini sangat bergantung pada pendayagunaan data dan informasi. Oleh karena itu, dunia bisnis adalah salah satu wilayah aplikasi Big Data.

Jika Big Data itu penting lantas perusahaan apa saja yang menggunakan Big Data ini?  Dari pertanyaan tersebut sebagian besar orang akan menjawab perusahaan web service. Sebagai contoh, Google menggunakan akumulasi data dalam skala yang sangat besar untuk melakukan bisnis iklan. Selain itu dalam dunia SNS, Facebook juga menggunakan data user-nya yang sangat besar sebagai dasar untuk meningkatkan keuntungan dari iklan, permainan game dan penjualan software. Bahkan EC (E-Commerce / Electronic Commerce) shop / toko komersial elektronik seperti Amazon dan Rakuten pun menggunakan data atribut yang melekat pada tiap user-nya, sejarah pembelian, click stream (perilaku pengunjung dalam situs web) dan data lainnya sebagai bahan untuk membuat rekomendasi yang sesuai dengan karakteristik setiap user-nya. Dengan memberikan informasi berupa rekomendasi tersebut diharapkan dapat memperkuat keinginan para pengunjungnya untuk berbelanja. Kemudian, jika suatu perusahaan web service tidak menggunakan E-Commerce sebagai salah satu cara berbisnis, apakah mereka memiliki hubungan dengan Big Data? Jawabannya, aplikasi Big Data tidak terbatas hanya untuk perusahaan web maupun E-Commerce saja. Sebagai contoh, ada perusahaan telekomunikasi yang menganalisis log komunikasinya untuk mencari tahu provider manakah yang paling banyak menjadi arah tujuan ketika seseorang menelpon dan mengirim surat melalui Email atau SMS. Dengan demikian perusahaan/provider tersebut mampu mencegah bahaya akan pindahnya seorang pelanggan ke provider lain dengan cara memberikan penawaran khusus secara terpisah, maupun melakukan promo baru untuk mengundang temannya agar mau memakai provider yang ia gunakan.

Berdasarkan contoh-contoh diatas, mungkin akan timbul anggapan bahwa perusahaan web dan perusahaan telekomunikasi pasti menggunankan data-data dan informasi secara digital, maka dari itu mudah untung mengorganisirnya, lantas bagaimanakah dengan perusahaan yang informasi dan datanya tidak berbentuk digital? Mari kita simak beberapa contoh lainnya, misalnya: saat ini perusahaan-perusahaan asuransi di Jepang telah mengumpulkan informasi tentang perilaku mengemudi kliennya dengan memonitor GPS pada peralatan navigasi digital yang dipasang pada mobil milik setiap kliennya. Dengan mengumpulkan informasi ini, tidak hanya data tentang umur, jarak tempuh, jenis perizinan saja yang didapat, namun dengan mengetahui gaya mengemudi setiap kliennya, perusahaan asuransi tersebut mampu menganalisis resiko setiap kliennya dan memastikan margin harga yang sesuai. Hal ini sama dengan ketika perusahaan kartu kredit menganalisis tempat kliennya menggunakan kartu kredit dan penggunaan kartu kredit dengan smartphone sehingga dapat dideteksi apakah terjadi penyalahgunaan atau tidak. Penggunaan Big Data juga dapat diaplikasikan pada perusahaan infrastruktur maupun industri primer. Sebagai contoh, dengan menggabungkan sensor yang dipasang di jalan raya dengan data yang dikumpulkan dari GPS yang telah terpasang pada mobil para pengguna jalan raya maka dapat diketahui kondisi kepadatan lalu lintas dari tiap ruas jalan yang diinginkan. Bahkan dengan menggabungkannya dengan sistem traffic light, dipastikan akan dapat mempercepat waktu tempuh suatu perjalanan sehingga mampu mengurangi pengeluaran gas CO2. Dalam industri primer yang dikatakan tertinggal dengan IT sekalipun dapat menjadi lebih efektif dalam segi operasionalnya jika mampu menerapkan analisa Big Data. Sebagai contoh, dengan pemasangan sensor cuaca pada ladang pertanian, para pelaku industri primer dapat menggabungkan data cuaca dengan data penghasilan maupun kualitas produk yang dihasilkan sehingga dapat dicari cara yang lebih efektif agar mampu meningkatkan kualitas produknya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Dari contoh-contoh diatas terkesan bahwa Big Data adalah sesuatu yang “wah” sekali, namun sebenarnya apa saja yang dapat dilakukan oleh Big Data ? Setidaknya ada 3 hal yang dapat diraih oleh institusi ataupun perusahaan yang menerapkan teknologi Big Data, yaitu: Yang pertama untuk membuat aplikasi baru. Big Data memungkinkan suatu perusahaan untuk mengumpulkan data-data real time dari produk-produk yang mereka pasarkan, dari sumber daya yang digunakan, dan data-data yang berkaitan dengan pelanggannya. Data-data ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kepuasan pelanggan, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, bahkan untuk mendeteksi adanya gelagat kejahtan serta anomali yang dapat menjadi sumber kagagalan suatu sistem. Hal ini juga berlaku bagi institusi pemerintahan. Sebagai contoh, sebuah kota besar di Amerika Serikat telah menggunakan MongoDB, sebuah document based NoSOL database, untuk menurunkan angka kejahatan dan meningkatkan pelayanan umum dengan mengumpulkan dan menganalisa data geospatial secara real-time dari 30 departemen yang berbeda. Yang kedua untuk meningkatkan efektifitas dan menurunkan biaya dari aplikasi yang telah ada. Teknologi Big Data dapat menggantikan sistem berspesifikasi tinggi yang mahal dengan sistem yang dapat dijalankan dengan spesifikasi standar. Disamping itu, karena banyak teknologi Big Data yang sifatnya open source, tentu mereka dapat diimplementasikan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan teknologi yang hanya dimiliki dan dijual oleh suatu perusahaan. Yang ketiga untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan semakin banyaknya data yang bisa diakses oleh berbagai bagian dalam suatu organisasi, juga dengan semakin cepatnya update yang dilakukan pada data-data tersebut, akan memungkinkan respon yang makin cepat dan akurat pula terhadap berbagai permintaan pelanggan.

Berdasarkan ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa Big Data bukanlah sekedar data yang besar, tetapi merupakan kumpulan data yang memiliki karakteristik volume, variety dan velocity yang telah melampaui kemampuan sistem manajemen data tradisional sehingga membutuhkan pengetahuan dan teknologi tersendiri untuk merealisasikan potensi yang terkadung didalamnya. Pendekatan yang tepat terhadap Big Data telah terbukti dapat memberikan hasil dan manfaat lebih yang belum pernah dapat direalisasikan sebelumnya. Nilai lebih ini dapat dicapai oleh berbagai organisasi dari berbagai sektor dengan syarat mereka memiliki pengetahuan dan sumber daya yang memadai serta mampu mengimplementasikan teknologi yang tepat dari berbagai jenis teknologi Big Data yang tersedia.

Semoga bermanfaat