Pertumbuhan industri sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di dunia, khususnya Indonesia, namun disisi lain industri membutuhkan energi dan sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang sangat signifikan. Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan energi yang begitu besar. Sekedar diketahui, sektor Industri mengkonsumsi energi terbesar di Indonesia .Setidaknya, sebanyak 90% konsumsi energi berasal dari sumber bahan bakar fosil. Sampai tahun 2050 kebutuhan energi meningkat 200% (sumber : IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2 menjadi 200% (sumber : IPPC 2007 ).
Menyingkapi persoalan diatas, International Organization for Standardization (ISO) tahun 2011 merilis ISO 50001, yaitu sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), akan adanya standar manajemen energi yang berlaku secara internasional. Kemudian pada tahun 2008, ISO membentuk sebuah komite proyek, bernama ISO/PC 242 – Energy Management, untuk mengembangkan standar tersebut. Setelah melalui proses yang panjang dan melibatkan seluruh pakar – pakar yang ada di forum internasional, akhirnya pada tanggal 17 Juni 2011 International Organization for Standardization (ISO) meluncurkan standar baru ISO 50001: 2011 – Energy Management Sistems – Requirements with guidance for use di Geneve International Conference Centre, Switzerland. Acara peluncuran ini dihadiri 200 peserta dari berbagai negara dimana diantaranya adalah 100 pakar dari 45 negara yang berpartisipasi dalam pengembangan standar ISO 50001 ini. Terdapat tujuh persyaratan utama ISO 50001 : 2011 yaitu : General Requirements, Management Responsibility, Energy Policy, Energy Action Plan, Implementation and Operation, Performance Audits, Management Review.
Standar ISO 50001 ini menetapkan persyaratan sistem manajemen energi (EnMS) bagi suatu perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan energi kebijakan, menetapkan tujuan, sasaran, dan rencana tindakan, dengan mempertimbangkan persyaratan hukum dan informasi yang berkaitan dengan penggunaan energi yang signifikan. Sebuah EnMS memungkinkan perusahaan atau organisasi untuk mencapai komitmen kebijakan, mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi dan menunjukkan kesesuaian sistem terhadap persyaratan standar ini. Penerapan standar ini dapat diatur agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi, termasuk kompleksitas sistem, tingkat dokumentasi, dan sumber daya serta berlaku untuk kegiatan di bawah kendali perusahaan atau organisasi.
Standar tersebut juga menetapkan persyaratan untuk pengukuran, dokumentasi dan pelaporan, desain dan praktek pengadaan untuk peralatan, sistem, proses dan personel yang berkontribusi terhadap kinerja energi. ISO 50001 tidak menetapkan kriteria kinerja khusus sehubungan dengan energi, meskipun demikian tetap diperlukan partisipasi perusahaan atau organisasi untuk melakukan perbaikan kinerja energi secara berkelanjutan. ISO 50001 menekankan keterlibatan kepemimpinan eksekutif, yaitu manajemen puncak harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara kebijakan energi. Mereka harus mengidentifikasi ruang lingkup sistem, mengkomunikasikan pentingnya penerapan sistem tersebut, memastikan target yang tepat dan indikator kinerja telah ditetapkan, dan memastikan hasilnya telah diukur.
ISO 50001 dirancang untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi, termasuk efisiensi energi, penggunaan dan konsumsi energi. Pelaksanaan standar ini dimaksudkan untuk mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca, biaya energi, dan dampak lingkungan lainnya yang terkait, melalui sistematis manajemen energi. Standar ini berlaku untuk semua jenis dan ukuran perusahaan atau organisasi, terlepas dari geografis, kondisi budaya atau sosial. ISO 50001 ini juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu). Karena ketiga sistem manajemen tersebut didasarkan pada Siklus Deming : PDCA (Plan – Do – Check –Action), maka ISO 50001 dapat diintegrasikan dengan mudah terhadap ISO 9001 maupun ISO 14001, dimana penjabarannya adalah sebagai berikut :
PLAN, tanggung jawab keseluruhan untuk sistem manajemen energi harus ada pada manajemen puncak. Harus ditetapkan suatu tim energi beserta koordinatornya. Selanjutnya perusahaan atau organisasi harus merumuskan kebijakan energi dalam bentuk pernyataan tertulis yang berisikan maksud dan arah kebijakan energi. Kebijakan energi harus dikomunikasikan dalam perusahaan atau organisasi. Tim energi adalah penghubung antara manajemen dan karyawan. Pada fase ini organisasi harus mengidentifikasi penggunaan energi yang signifikan dan memprioritaskan peluang untuk perbaikan kinerja energi.
DO, pernyataan proses dan tujuan sekarang diperkenalkan dan diimplementasikan. Sumber daya disediakan dan tanggung jawab ditetapkan. Pastikan juga bahwa karyawan menyadari dan mampu melaksanakan tanggung jawab mereka dalam hal manajemen energi. Realisasi sistem manajemen energi dimulai di sini.
CHECK, sebuah sistem manajemen energi membutuhkan proses untuk kepatuhan dan penilaian peraturan yang berhubungan dengan energi. Audit internal dapat membantu untuk memverifikasi bahwa sistem manajemen energi berfungsi dengan baik dan memperoleh hasil yang direncanakan. Proses dimonitor berkaitan dengan hukum dan persyaratan lainnya (persyaratan pelanggan, kebijakan internal) serta tujuan dari manajemen energi perusahaan atau organisasi. Hasilnya didokumentasikan dan dilaporkan kepada manajemen puncak.
ACT, manajemen puncak menyiapkan penilaian tertulis berdasarkan audit internal. Dokumen ini disebut sebagai tinjauan manajemen. Hasilnya akan dievaluasi pada tingkat kinerja yang sesuai. Jika perlu, tindakan korektif atau preventif dapat dimulai. Proses energi yang relevan dioptimalkan dan tujuan strategis baru ditetapkan di sini.
Keberhasilan implementasi ISO 50001 tergantung pada komitmen dari semua tingkatan dan fungsi organisasi, terutama manajemen puncak. Manajemen puncak harus menunjuk wakil manajemen (Management Representative), yang akan memastikan sistem manajemen telah mematuhi persyaratan ISO 50001, menentukan metode untuk memastikan operasi dan pengendalian sistem dapat berjalan efektif, serta melaporkan kepada manajemen puncak mengenai kinerja dan efektivitas dari sistem manajemen energi. perusahaan atau organisasi juga harus melakukan, mendokumentasikan, dan mengembangkan proses perencanaan energi, serta mencatat dan memelihara hasil dari tinjauan energi.
Dalam menerapan sistem manajemen energi kerap kali memungkinkan perubahan perusahaan atau organisasi yang sederhana untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan tanpa memerlukan investasi yang besar, keuntungan tersebut adalah sebagai berikut : aliran energi menjadi transparan, perbaikan berkesinambungan dari kinerja energi melalui pengawasan terus menerus dari aliran energi, evaluasi desain dan kegiatan pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi, identifikasi potensi penghematan energi melalui analisa data, pengurangan biaya energi dan emisi gas rumah kaca, proses yang kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif, timbul kesadaran karyawan, ketaatan pada persyaratan hukum, meningkatkan citra dan juga stimulus untuk modernisasi
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengeluarkan PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI yang menetapkan industri dengan penggunaan energi lebih dari 6000 TOE (ton oil equivalent) wajib menerapkan sistem manajemen energi dan industri dengan penggunaan energi kurang dari 6000 TOE (ton oil equivalent) agar menerapkan sistem manajemen energi atau melakukan penghematan energi. Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen energi dan berhasil selama 3 tahun berturut – turut dapat menurunkan konsumsi energi spesifik minimal 2% per tahun akan mendapatkan insentif berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh Pemerintah dan mendapat prioritas pasokan energi.
Standar ISO 50001 ini memberikan manfaat untuk organisasi atau perusahaan berskala besar ataupun kecil, baik di sektor publik juga swasta, maupun di bidang manufaktur dan jasa, di seluruh wilayah dunia. Berikut ini faktor – faktor yang mendorong organisasi atau perusahaan menganggap penting untuk melakukan sertifikasi ISO 50001, antara lain : membantu organisasi memanfaatkan aset perusahaan yang mengonsumsi energi secara lebih baik, memfasilitasi keterbukaan dan komunikasi pengaturan sumber energi, mendukung praktek terbaik manajemen energi, memfasilitasi evaluasi dan memberikan prioritas untuk penerapan teknologi hemat energi baru, memberikan kerangka kerja efisiensi energi di seluruh rantai pasokan, memfasilitasi manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi gas rumah kaca dan integrasi dengan sistem manajemen yang sudah ada di perusahaan tersebut
Standar ISO 50001 mencakup persyaratan untuk penetapan, penerapan, pemeliharaan dan peningkatan sistem manajemen energi, yang tujuan akhirnya bagi perusahaan adalah memperoleh pendekatan yang sistematis dalam mencapai perbaikan berkesinambungan. Dengan penerapan standar ini diharapkan para pelaku usaha dapat mengendalikan dan mengoptimalkan penggunaan energi dengan baik. Adapun manfaat dari penerapan ISO 50001 secara garis besar adalah terwujudnya transparansi dalam penggunaan energi, tuntutan perbaikan berkesinambungan dari kinerja energi melalui pengawasan terus menerus dari aliran energi, efektivitas evaluasi desain dan kegiatan pengadaan yang berhubungan dengan kinerja energi, dapat melakukan identifikasi potensi penghematan energi melalui analisa data, terjadinya pengurangan biaya operasional dan overhead untuk peningkatan profitabilitas dan mengurangi emisi udara ( seperti gas rumah kaca ), peningkatan efisiensi sumber energi, timbulnya proses yang kuat dan efektif memberikan keuntungan yang kompetitif, peningkatan kesadaran karyawan, meningkatnya kepastian hukum, kepatuhan internal, peningkatan citra perusahaan, menjadi stimulus untuk modernisasi, penghematan keuangan yang signifikan dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan peningkatan pemahaman tentang penggunaan energi dan konsumsi melalui metode yang didefinisikan, proses pengumpulan data
Sebagai langkah awal dalam memulai penerapan ISO 50001, yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah pertama – tama mendapatkan dukungan dari manajemen puncak, berikutnya mengumpulkan dan menganalisis data energi, dilanjutkan dengan mengidentifikasi penggunaan energi, menetapkan data penggunaan energi, mengidentifikasi peluang hemat energi dan memprioritaskan peluang penghematan energi. Dalam prakteknya, implementasi ISO 50001 akan lebih efektif bila diintegrasikan dengan sistem manajemen yang telah diterapkan di perusahaan atau organisasi. Agar ISO 50001 ini dapat diterapkan dengan efektif dan mampu memberikan manfaat yang optimal untuk perusahaan atau organisasi, maka diperlukan dua syarat berikut, yaitu : pemahaman yang benar dari seluruh unsur perusahaan atas persyaratan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 dan terbentuknya ISO 50001 yang mudah diterapkan dengan tujuan yang SMART.
Dari uraian diatas, kita semakin dibuat sadar bahwa energi sangat penting untuk operasional perusahaan atau organisasi dan dapat menjadi biaya besar untuk perusahaan atau organisasi, apapun kegiatan mereka. Sebuah gagasan dapat diperoleh dengan mempertimbangkan penggunaan energi melalui rantai pasokan bisnis, dari bahan baku sampai daur ulang. Selain biaya ekonomi energi untuk sebuah perusahaan atau organisasi, energi dapat membebankan biaya lingkungan dan sosial dengan menghabiskan sumber daya dan memberikan kontribusi untuk masalah seperti perubahan iklim. Pengembangan dan penyebaran teknologi untuk sumber energi baru dan sumber – sumber terbarukan dapat mengambil waktu. Perusahaan atau organisasi individu tidak dapat mengendalikan harga energi, kebijakan pemerintah atau ekonomi global, tetapi mereka dapat memperbaiki cara mereka mengelola energi di sini dan sekarang melalui penerapan ISO 50001. Peningkatan kinerja energi dapat memberikan manfaat yang cepat untuk sebuah organisasi dengan memaksimalkan penggunaan sumber energi dan aset yang berhubungan dengan energi, sehingga mengurangi biaya energi dan konsumsi. Perusahaan atau organisasi ini juga akan memberikan kontribusi positif terhadap mengurangi penipisan sumber daya energi dan mengurangi dampak di seluruh dunia terhadap penggunaan energi, seperti pemanasan global atau yang umum dikenal sebagai global warming.