Perkembangan teknologi saat ini begitu sangatlah pesat, sehingga peralatan kerja sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya teknologi dan peralatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya meningkatkan produktifitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Terlebih lagi, akan muncul terjadi dampak negatif bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang kemungkinan akan timbul. Oleh karena itu, hal tersebut dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Diantaranya kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.
Undang – Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan, yaitu Undang – Undang No. 14 tahun 1969 tentang ergonomis yang bersasaran akhir pada tingkat keserasian dan tingkat efisiensi kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi, sering kali kita temukan suatu tempat kerja yang mengesampingkan aspek ergonomis bagi para pekerjanya, hal tersebut tentunya sangat merugikan para anggota karyawannya itu sendiri. Sering kali kita berbicara mengenai Ergonomi, misalnya alat ini tidak ergonomi sehingga tidak nyaman dipakai atau kursi ini tidak ergonomi sehingga membuat sakit penggunanya. Disaat kita menonton Televisi kita juga melihat saat sedang iklan suatu produk, bahwa produk itu didesain secara Ergonomi. Saat peneliti suatu perancangan mengemukakan bahwa hasil rancangannya akan dibuat se-Ergonomi mungkin. Dari situ kita sering bertanya – tanya apa sebenarnya ilmu Ergonomi itu? Kenapa harus menggunakan acuan Ergonomi?
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata Ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan atau prinsip atau kaidah). Istilah Ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama – sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu. Perkembangan ilmu Ergonomi dimulai saat manusia merancang benda – benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang – kadang terjadi secara kebetulan. Kemajuan Ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan – perusahaan senjata perang.
Ergonomi dapat dibagi dalam tiga pendekatan, yaitu : 1). Fokus utama, fokus utama Ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus Ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari – harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor – faktor nonteknis; 2). Tujuan, Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas – aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai – nilai tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup; 3). Pendekatan utama, mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya. Inti dari Ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task or the job to the man, yang artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia.
Istilah Ergonomi dapat juga didefenisikan sebagai suatu studi tentang aspek – aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan atau desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk – produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas – batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau hardware (mesin, peralatan kerja dan lain – lain) dan perangkat lunak / software (metode kerja, system dan lain – lain).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisa hubungan fisik antara manusia dengan peralatan kerja.Tujuan penerapan Ergonomi adalah sebagai berikut : 1). Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja; 2). Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja; 3). Berkontribusi didalam keseimbangan rasional antara aspek – aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia dan mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia dan mesin.
Pada umumnya Ergonomi belum diterapkan secara merata pada sektor kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan – kegiatan tersebut baru sampai pada taraf pengenalan oleh, khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan Ergonomi secara teknis merupakan tugas Pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan – kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima Ergonomi dan penerapannya.
Penerapan Ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas desain ataupun redesain. Ergonomi dapat berperan pula dalam desain pekerjaan pada suatu organisasi misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja) dan meningkatkan variasi pekerjaan. Agar dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat – sifat, keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan.
Sasaran dari Ergonomi, yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu : 1). Display, adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda – tanda atau lambing – lambang. Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : display statis dan display dinamis. Display statis adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis adalah display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya speedometer yang memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi; 2). Kekuatan fisik manusia (Fisiologi), penelitian ini mencakup mengukur kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik; 3). Ukuran atau dimensi dari tempat kerja (antropometri), penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri; 4). Lingkungan fisik, penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas – fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau – bauan dan getaran pada suatu fasilitas kerja yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.
Manfaat Ergonomi di tempat kerja, baik berupa gerakan berulang, posisi kerja yang tidak nyaman, mengangkat beban berat lambat laun akan menimbulkan keluhan nyeri otot (myalgia), nyeri punggung (low back pain) bahkan cedera atau kecacatan pada sistem otot dan rangka. Sistem kerja yang kurang baik terkait dengan bidang Ergonomi, dapat menyebabkan ketidakefisienan dalam produksi dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan ketidaknyamanan pada pekerja serta dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis untuk perusahaan. Gangguan kesehatan akibat pajanan ergonomi di tempat kerja dapat berupa : timbulnya kelelahan kerja, timbulnya penyakit akibat kerja, timbulnya kecelakaan kerja. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga (visual display), untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Di tempat kerja yang telah dirancang dengan baik, tentunya pekerja dapat meningkatkan produksi lebih banyak dengan usaha yang minimal dan penekanan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Manfaat Ergonomi dapat dicapai melalui : pekerja lokal yang telah beradaptasi dengan lingkungan kerja; analisa proses kerja perorangan; penilaian kapasitas dan kemampuan pekerja; menyeimbangkan tugas yang menuntut fisik dan mental pekerja dengan merancang tempat kerja yang baik; meningkatkan manajemen organisasi secara keseluruhan
Dari uraian diatas, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara teknis merupakan bagian dari higienis kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industri maupun tradisional agar ergonomi diterapkan secara luas.
Pendekatan disiplin Ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performa kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, akurasi, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin Ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator atau pekerja) dengan tugas – tugas yang manusiawi. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
SEMOGA BERMANFAAT.