Otomotif adalah sebuah bidang yang tidak asing bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hampir setiap hari kita berhubungan langsung dengan bidang otomotif ini. Jika ditanya mengenai seluk beluk otomotif dari komponen hingga onderdil paling kecil pun mungkin bagi beberapa orang hal tersebut jawabannya sudah ada diluar kepala, namun bagaimana jika pertanyaannya membahas tentang standar yang meregulasi komponen otomotif tersebut? Pastinya tidak banyak yang mengetahui apalagi mendalami terkait sistem manajemen mutu dalam bidang otomotif. Jika membahas tentang sistem manajemen mutu orang-orang akan mengaitkannya dengan ISO. International Organization for Standardization atau biasa disingkat ISO adalah Organisasi Internasional untuk Standardisasi yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Salah satu Standar tentang Sistem Manajemen yang dikeluarkan ISO adalah ISO 9001:2015, yaitu sistem manajemen mutu. Standar ini berlaku umum untuk semua sektor industri, semua organisasi baik kecil, menengah maupun besar. Tetapi apakah ISO 9001 dapat diterapkan juga dalam bidang otomotif? Marilah kita simak contoh kasus dibawah ini.
Sebuah perusahaan elektronik yang produk utamanya adalah circuit breaker berencana akan memproduksi sebuah produk baru, dimana produk baru tersebut merupakan produk yang akan digunakan pada otomotif. Perusahaan tersebut yang awalnya hanya memproduksi circuit breaker khusus untuk peralatan elektronik ingin melebarkan sayapnya hingga ke industri otomotif. Perusahaan tersebut sedang mendirikan plant baru untuk memproduksi circuit breaker otomotif tersebut. Sebagai sebuah perusahaan mereka paham bahwa standarisasi itu penting maka dari itu mereka memiliki sertifikasi ISO 9001, namun jika mereka ingin membuat sebuah produk otomotif maka ISO 9001 saja tidaklah cukup. Dikarenakan produk itu nantinya akan dipasok untuk industri otomotif maka mereka harus melakukan sertifikasi IATF 16949 untuk menjamin kualitas dari produk yang mereka buat.
Lalu apa sih yang dimaksud dengan standar IATF 16949 itu? IATF 16949 (versi terbaru nya disebut IATF 16949:2016) adalah standar yang menetapkan persyaratan untuk Sistem Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management System (QMS) khusus di sektor otomotif. Standar ini dikembangkan oleh organisasi otomotif dunia yakni International Automotive Task Force (IATF). Tujuan dari standar IATF 16949:2016 adalah mengembangkan SMM yang memberikan perbaikan berkelanjutan, meningkatkan pencegahan kerusakan produk dan pengurangan jenis dan limbah dalam rantai pasok. Sebelum adanya IATF 16949:2016, terdapat standar lain yang memiliki fungsi untuk SMM di sektor industri yaitu ISO/TS 16949. ISO/TS 16949 merupakan suatu standar yang dikembangakan oleh dua organisasi internasional, yakni IATF dan International Organization for Standardization (ISO). Pada tahun 1996 IATF (International Automotive Task Force) yaitu lembaga internasional otomotif yang anggotanya terdiri dari 2 group besar yaitu industri otomotif dan asosiasi perdagangan bekerjasama dengan ISO/TC 176 untuk mengembangkan standar yang bersifat sektoral di industri otomotif yang kemudian diberi nama ISO/TS 16949. Dikembangkan dari QS-9000, ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ 94, EAQF 94 yang edisi pertamanya dikeluarkan pada tahun 1999. Namun, pada bulan Oktober 2016 terjadi perubahan besar yang membuat IATF memutuskan mengembangkan sendiri standar mengenai standar manajemen mutu di industri otomotif yang disebut dengan IATF 16949:2016 dimana Setelah 3 periode berturut turut ISO/TS 16949 memasukkan persyaratan ISO 9001 kedalam standardnya, baru di Tahun 2016, Sistem Manajemen mutu otomotif tidak lagi menggunakan ISO/TS namun menggunakan singkatan IATF 16949:2016, dimana standar ISO 9001:2015 tetap dipergunakan, namun tidak dimasukkan dalam standar IATF 16949:2016, 2 standar ini dipergunakan semua namun keduanya berdiri sendiri.
Tujuan dibentuknya standar IATF 16949 adalah adalah untuk menetapkan perbaikan berkelanjutan, penekanan pencegahan terjadinya cacat produksi, dan pengurangan variasi serta limbah didalam rantai pasokan. IATF 16949 memainkan peranan penting dalam memastikan terpenuhinya persyaratan kualitas, sehingga mengurangi risiko kegagalan produksi dan layanan dari perusahaan produk otomotif, jasa dan aksesori. Seperti contoh pada paragraf kedua bahwa sertifikasi IATF 16949 bersifat wajib untuk organisasi yang ingin memproduksi suku cadang untuk industri otomotif.
Mengapa harus ada IATF 16949, kan ISO 9001 sudah mencakup seluruh penjaminan mutu pada produksi? Memang benar bahwa ISO/TS 16949 pernah menjadi persyaratan perusahaan dalam industri otomotif untuk QualityManagement System, namun IATF 16949 mendukung sepenuhnya perubahan di ISO 9001:2015, dengan persyaratan tambahan yang lebih memenuhi kebutuhan industri otomotif. Keselarasan dengan Struktur ISO 9001:2015 membuat organisasi lebih mudah untuk meng-implementasikan lebih dari satu sistem manajemen mutu standar. Pada prakteknya IATF 16949 banyak mengintegrasikan persyaratan khusus yang sebelumnya ditemukan dalam industri otomotif. Pengintegrasian ini bertujuan untuk mengurangi kebutuhan khusus pelanggan yang luas dan mendorong kesamaan persyaratan di seluruh industri. IATF 16949 mensyaratkan bahwa “organisasi harus menjamin kesesuaian dari semua produk dan proses, termasuk bagian layanan dan outsourcing.” Persyaratan tersebut menyiratkan bahwa organisasi perlu membangun dan memelihara sistem yang dapat meminimalkan risiko ketidaksesuaian di seluruh proses yang ada, termasuk seluruh siklus hidup produk, terutama selama kegiatan desain development, perencanaan dan persetujuan produk.
Perubahan dari ISO/TS 16949 menuju IATF 16949 pun tidak serta merta terjadi secara singkat, terdapat proses yang panjang dan rumit untuk dapat menyempurnakan transisi tersebut. Transisi Organisasi dari standar ISO/TS 16949 menuju standar IATF 16949 harus melalui audit, sejalan dengan organisasi saat ini yang dijadwalkan secara rutin melakukan pemeriksaan sertifikasi ulang atau surveillance audit, sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan IATF. Setelah IATF 16949 telah diterbitkan pada 3 Oktober 2016, organisasi yang sudah terlanjur memiliki sertifikasi ISO/TS 16949 akan diberikan kesempatan untuk melakukan audit transisi menuju IATF 16949 hingga 14 September 2018. Audit transisi merupakan prinsip mekanisme di mana organisasi yang saat ini telah bersertifikat akan dapat mencapai sertifikasi dengan standar baru. Audit transisi diharapkan menjadi audit dengan sistem yang penuh, setara dengan durasi audit yang dilakukan pada sertifikasi ulang (re-sertifikasi). Setiap identifikasi atas ketidaksesuaian yang ditemukan selama audit dapat diselesaikan dalam kurun waktu 60 hari. Bagi yang sudah memiliki sertifikasi ISO/TS 16949, harus melakukan audit transisi dalam penyusunan audit, baik audit tahunan atau audit sertifikasi ulang. Jika perusahaan gagal dalam melakukan sertifikasi audit ini, maka akan dianggap sama seperti organisasi yang belum disertifikasi.
Seperti yang ditulis pada paragraf-paragraf sebelumnya bahwa standar manajemen mutu di industri otomotif kini berganti menjadi IATF 16949, tentunya perubahan tersebut berisi sebuah pembaruan dan persyaratan. Salah satu pembaruan tersebut yaitu Risk-Based Thinking dimana IATF 16949 menambahkan sejumlah persyaratan terkait risiko yang dikhususkan untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan selama pengembangan produk, program, design baru, dan untuk memaksimalkan realisasi potensi kegiatan yang direncanakan. Penambahan ini juga dimaksudkan untuk membuat bisnis lebih aman dan lebih stabil dengan mengidentifikasi dan meminimalisir risiko. Dalam meminimalisir resiko, manajemen puncak memiliki peran penting dalam standar ini, manajemen puncak dituntuk untuk secara aktif bertanggung jawab dalam: Melakukan tinjauan kontingensi perencanaan; Mengidentifikasi dan mendukung proses; Berpartisipasi dalam proses eskalasi yang berkaitan dengan keamanan produk; Memastikan pencapaian target kinerja kepada pelanggan dan sasaran mutu; dan Menerapkan responsibility initiatives perusahaan termasuk kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam perusahaan.
Contoh pembaruan lain yaitu mengenai Product Safety. Keamanan produk (Product Safety) merupakan persyaratan yang sama sekali baru dalam standar IATF 16949, dan proses transisi organisasi harus didokumentasikan untuk manajemen produk, terkait keamanan produk dan proses manufaktur. Persyaratan baru yang berkaitan dengan keamanan produk meliputi: Persetujuan khusus dari rencana pengendalian dan meningkatkan FMEA; Pelatihan yang diidentifikasi oleh organisasi atau pelanggan, untuk personil yangterlibat dalam produk terkait produk-keamanan dan proses manufaktur; dan Transfer persyaratan sehubungan dengan keamanan produk di seluruh rantai pasokan,termasuk sumber pelanggan yang ditunjuk. Klausul yang membahas tentang pembaruan tersebut menyoroti fakta bahwa produk harus dibuat sesuai dengan tujuan rancangan ataudimaksudkan tanpa menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diterima. Organisasi harusmemiliki proses untuk memastikan keamanan produk di seluruh siklus hidup produk (Productlife cicle).
Selain itu masih banyak pembaruan lainnya, meliputi Kompetensi Auditor yang membahas tentang persyaratan tambahan untuk auditor pihak pertama dan auditor pihak kedua dimana organisasi harus memiliki proses terdokumentasi untuk memverifikasi kompeten siauditor internal serta organisasi harus menunjukkan kompetensi auditor pihak kedua, dan auditor pihak kedua harus memenuhi persyaratan khusus pelanggan untuk kualifikasi auditor. Lalu ada pembaruan tentang Manufacturing Feasibility yang membahas tentang persyaratan untuk dapat mengukur serta menilai kinerja industri dalam waktu target yang ditentukan oleh pelanggan dimana organisasi wajib untuk melakukan analisis untuk setiap manufaktur atau produk teknologi baru dan untuk setiap perubahan proses manufaktur atau desain produk. Hingga pembaruan mengenai Warranty Management yang membahas tentang persyaratan mengenai garansi, dimana dalam sebuah organisasi perlu untuk memberikan jaminan garansi untuk produk mereka, proses manajemen garansi harus mengatasi dan mengintegrasikan semua persyaratan khusus pelanggan yang berlaku dan garansi prosedur analisis pihak untuk memvalidasi adakah masalah yang ditemukan.
Lantas apa saja keuntungan yang didapatkan oleh pihak organisasi jika memperoleh sertifikasi IATF 16949? Dikarenakan saat ini sertifikasi IATF 16949 merupakan tolak ukur dari industri otomotif, maka dari itu dengan sertifikasi ini suatu perusahaan akan lebih dipercaya sebagai rekanan bisnis. Selain itu sebagai sebuah perusahaan yang patuh terhadap hukum-hukum yang berlaku, maka pemahaman suatu perusahaan terhadap peraturan yang berlaku akan memiliki pengaruh penting pada perusahan tersebut dan juga konsumen mereka. Bahkan bagi pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan perusahaan, sertifikasi IATF 16949 dapat meningkatkan hubungan kerja sama dengan mereka terutama dalam bidang pengurangan biaya produksi, karena proses produksi yang ada akan dibuat agar lebih efektif dan efisien. Dan yang terakhir dan terpenting yaitu kepuasan konsumen, karena pengiriman produk sesuai pesanan konsumen yang dilakukan secara konsisten sesuai dengan persyaratan baru tersebut.
Apakah semua industri otomotif bisa mendapatkan sertifikasi IATF 16949? Tentu jawabannya tidak, dikarenakan ada sebuah aturan dari IATF dimana organisasi harus memenuhi persyaratan yang diajukan oleh IATF. Salah satu aturannya adalah lokasi manufaktur harus jelas, lalu lokasi plant untuk membuat produk otomotif harus benar-benar membuat produk untuk otomotif, jika plant tersebut terbukti membuat produk yang tidak berhubungan dengan otomotif maka tidak bisa mendapatkan sertifikasi IATF 16949. Tidak berhenti disitu, bahkan ada sebuah aturan yang menyebutkan bahwa tidak semua perusahaan otomotif bisa mendapatkan sertifikasi IATF 16949. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang memproduksi part otomotif untuk pasar after market. Jika Perusahaan telah memproduksi part otomotif untuk OEM (Original Equipment Manufacturer), namun belum memiliki laporan kinerja selama sekurang kurangnya 12 bulan, maka belum juga bisa mendapatkan sertifikasi IATF 16949. Jadi apakah perusahaan anda sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikasi IATF 16949?
Semoga bermanfaat