Pertumbuhan industri berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun disisi lain industri menggunakan energi sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang signifikan. Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan energi yang begitu besar. Sektor Industri mengonsumsi energi terbesar di Indonesia . 90% konsumsi energi berasal dari sumber bahan bakar fosil. Sampai tahun 2050 kebutuhan energi meningkat 200% pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2 menjadi 200%.
Selain pertumbuhan industri, pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi konsumsi energi Indonesia. Tahun 2019, diprediksi kebutuhan energi Indonesia mencapai 1,316 Juta SBM (setara barel minyak). Dibutuhkan niat dan kerja keras dari seluruh elemen bangsa untuk bersama – sama menekan konsumsi energi.
International Organisation for Standarization (ISO) telah menyetujui dibentuknya project committee yang diberi mandat untuk mengembangkan standar internasional di bidang manajemen energi. Standar ini akan menyediakan panduan praktis bagi segala jenis organisasi, termasuk organisasi bisnis untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya dan meningkatkan kinerja lingkungan dengan membenahi aspek teknis maupun manajemen dari penggunaan energi yang rasional. Standar ini dimaksudkan untuk diterapkan diberbagai sektor yang mencangkup sektor utility, manufaktur, bangunan komersial, perdagangan umum dan transportasi. Sektor ini memberi kontribusi sebesar 60% pemakaian energi di seluruh dunia. Pengelolaan penggunaan energi diberbagai sektor ini tentu akan berdampak positif terhadap ketahanan dan konsevasi energi di tingkat global.
Gagasan pengembangan standar manajemen energi berawal dari United Nations Industrial Development (UNIDO) yang menyadari pentingnya respon efektif terhadap perubahan iklim dan upaya memperkuat ketahanan energi yang dikelola secara global. Pada bulan Maret 2007, UNIDO memprakarsai pertemuan para pakar berbagai negara yang telah mengadopsi standar di bidang manajemen energi, termasuk perwakilan dari Central Secretariat ISO. Pertemuan tersebut berujung pada desakan perlunya ISO mengembangkan standar internasional mengenai manajemen energi. Prakarsa UNIDO kemudian diperkuat dengan rekomendasi hasil diskusi antara para pakar dengan American Nationals Standards Institute (ANSI). Diskusi ini melahirkan sebuah proposal yang diajukan kepada ISO untuk membentuk suatu komite pengembangan standar mengenai manajemen energi. Pada Februari 2008 Technical Manajemen Board ISO menyetujui dibentuknya ISO Project committee 242 (ISO/PC 242) untuk mengembangkan standard sistem manajemen baru dibidang energi.
Dalam ISO/PC 242, ANSI bertindak sebagai Sekretariat Komite bermitra dengan Associacao Brasileria de Normas Tecnicas (ABNT). Tugas ISO/PC 242 adalah mengembangkan ISO 50001 – Energy Management. Standar ini akan menjadi kerangka acuan internasional untuk pabrik industri atau organisasi secara keseluruhan untuk mengelola semua aspek energi, termasuk pembelian dan penggunaannya. ISO 50001 diharapkan akan menjadi sebuah practical tool dan benchmark bagi organisasi untuk mengurangi secara intensif penggunaan energi yang dengannya emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran energi dapat ditekan atau dikurangi.
Sebagai bagian dari proses pengembangan standar, ISO/PC 242 akan berupaya mendefinisikan terminologi yang relavan dan mengembangkan persyaratan sistem manajemen sekaligus menyediakan panduan penggunaan, implementasi, pengukuran dan parameter (SNI Valuasi vol 3/no 3/2009). Tujuan dari standar ini antara lain adalah : 1). Membantu organisasi secara lebih baik mengoperasikan berbagai aset yang mempergunakan energi. 2). Menawarkan panduan mengenai benchmarking, pengukuran, dokumentasi dan pelaporan perbaikan intensitas energi dan hasil – hasil penurunan emisi gas rumah kaca. 3). Menciptakan transparansi dan memfasilitasi komunikasi pengelolaan sumber energi. 4). Mempromosikan best practices dibidang manajemen energi dan memperkuat perilaku yang terorientasi pada penghematan energi (good energy management behavior). 5). Membantu proses evaluasi dan penetapan prioritas dalam mengimplementasikan teknologi baru yang bersifat energy – efficient. 6). Menyediakan framework untuk mempromosikan efisiensi energi dalam keseluruhan rangkaian proses supply chain. 7). Memfasilitasi peningkatan manajemen energi dalam konteks proyek pengurangan emisi gas rumah kaca.
Menurut Tim Konsultan APINDO, Sistem Manajemen Energi ISO 50001 adalah standar international sistem manajemen energi yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Internasional. Di indonesia standar tersebut diadopsi menjadi SNI ISO 50001:2011. Model manajemen ISO 50001 adalah P-D-C-A-Continual Improvement dengan menekankan pada Significant Energy Uses dan bagaimana manajemennya agar kinerja energi selalu meningkat secara berkesinambungan. Manfaat penerapan ISO 50001 adalah : pertama, bisa dipakai sebagai bukti kepatuhan terhadap UU 30/2007 tentang kewajiban bagi perusahaan yang konsumsi energi per tahunnya 6000 ton setara minyak atau lebih. Kedua, bisa memenuhi persyaratan pelanggan tertentu yang menanyakan sertifikat ISO 50001, dengan demikian dapat membantu pemasaran. Ketiga, lebih mudah menggerakan semua pihak didalam organisasi untuk sadar terhadap efisisensi energi. Dan keempat, kesinambungan program efisiensi energi lebih terjamin karena terhindar dari snob effect (efek gengsi pada permintaan).
Manfaat lainnya yang bisa diperoleh adalah : pengurangan biaya operasi, pengurangan pengaruh kenaikan harga energi dan kurangnya pasokan energi, peningkatan keuntungan secara finansial, perbaikan reputasi dengan pelanggan, pemerintah dan masyarakat, penghematan energi berarti juga mengurangi biaya energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak negatif terhadap lingkungan, dengan Sistem Manajemen Energi maka usaha penghematan energi dapat dilakukan secara komprehensif, terarah, menurut prioritas, dan berkelanjutan, perbaikan kinerja lingkungan dan manfaat berikutnya, meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi penggunaan energi yang tidak perlu sehingga akan mengurangi biaya pemakaian energi.
Disamping itu, menerapkan ISO 50001 menghasilkan manfaat yang signifikan di luar penghematan biaya energi. Ada banyak kasus penghematan energi secara signifikan yang dicapai dengan modal minimum atau bahkan dengan tanpa modal. Hal ini dikarenakan ISO 50001 menumbuhkan perubahan budaya dengan melibatkan dan memberdayakan karyawan untuk mengidentifikasi peluang penghematan energi. Kemudian, dengan terus memantau dan meningkatkan efisiensi energi, perusahaan mencapai tujuannya yaitu dapat menghemat energi.
Namun, ada tambahan dari nilai pasar sesuai dengan standar yang diakui secara internasional seperti ISO 50001. Dengan sertifikasi ISO 50001, perusahaan dan organisasi dapat menunjukkan komitmen mereka untuk meneruskan hubungan keberlanjutan kepada pelanggan mereka, karyawan, investor dan regulator. Dengan demikian, perusahaan atau organisasi dapat memperoleh keunggulan kompetitif di pasaran dengan membuktikan diri mereka sebagai Good Corporate Citizens. Hal ini dapat membantu meningkatkan brand mereka yang secara langsung mendukung strategi pemasaran mereka.
Selain itu, mengadopsi ISO 50001 meningkatkan kredibilitas dan struktur perusahaan baru atau yang sudah ada sebelumnya dalam sebuah organisasi. Ini memfasilitasi kemajuan menuju tujuan lingkungan keberlanjutan dan dapat membantu perusahaan untuk mendorong efisiensi energi dalam rantai pasokan mereka. Standar ini juga dapat membantu organisasi menjadi lebih siap untuk program efisiensi dari pemerintah seperti pajak karbon atau energi, dan perjanjian iklim internasional. Bagi perusahaan multinasional ini dapat sangat menyederhanakan sesuai dengan peraturan lingkungan lintas batas nasional sejak ISO 50001 yang diakui secara internasional.
Dalam prakteknya, implementasi ISO 50001:2011 di perusahaan akan lebih efektif dengan mengintegrasikannya dengan sistem manajemen yang telah diterapkan diperusahaan. Agar ISO 50001:2011 ini dapat diterapkan dengan efektif dan mampu memberikan manfaat yang optimal untuk perusahaan maka diperlukan dua syarat berikut, yaitu : pemahaman yang benar dari seluruh unsur perusahaan atas persyaratan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2011 dan terbentuknya ISO 50001:2011 yang bisa diterapkan (applicable) dengan tujuan yang SMART.
Dengan adanya isu biaya energi dan pengaruh terhadap emisi gas buang, maka penting bagi perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen energi. Dengan penerapan sistem tersebut maka upaya efisiensi energi dapat membuahkan hasil yang optimal. Menerapkan sistem ini berarti seluruh elemen organisasi harus peduli dan berperan dalam manajemen energi. ISO 50001 dirancang untuk diterapkan oleh seluruh perusahaan tanpa memandang besar kecil, sektor, dan lokasi geografis . Faktor – faktor yang dapat mendorong perusahaan untuk melakukan penerapan ISO 50001 adalah : membantu organisasi memanfaatkan aset perusahaan yang mengonsumsi energi secara lebih baik, memfasilitasi keterbukaan dan komunikasi pengaturan sumber energi, mendukung praktek terbaik manajemen energi, memfasilitasi evaluasi dan memberikan prioritas untuk penerapan teknologi hemat energi baru, memberikan kerangka kerja efisiensi energi di seluruh rantai pasokan, memfasilitasi manajemen energi untuk proyek pengurangan emisi Gas Rumah Kaca, integrasi dengan sistem manajemen yang sudah ada di perusahaan tersebut.
Tujuan keseluruhan dari ISO 50001 adalah untuk mendukung organisasi dalam upaya mereka menyusun dan mengimplementasikan suatu sistem manajemen energi yang komprehensif, serta untuk terus meningkatkan kinerja energi mereka. Berdasarkan pemenuhan persyaratan hukum, identifikasi dan analisa dari semua yang berhubungan dengan pertimbangan energi, membuat transparan aliran energi, menghemat biaya, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. ISO 50001 membantu organisasi dalam meraih tujuan yang berhubungan dengan energi secara sistematis, komprehensif, berorientasi pada tujuan dan sasaran yang berkelanjutan. Berikut ini adalah struktur dari ISO 50001 : menentukan kebijakan energi, melakukan proses perencanaan energi, menentukan tujuan energi, target dan rencana kerja serta tanggung jawab dan sumber daya, pengawasan yang sistematis, melaksanakan potensi penghematan, meningkatkan kinerja energi.
ISO 50001 berfokus pada kinerja energi pada suatu organisasi. Standar ini menempatkan penekanan khusus pada identifikasi pertimbangan energi spesifik perusahaan, definisi yang berhubungan dengan tujuan energi dan rencana tindakan, catatan terperinci dari aliran energi dalam suatu organisasi, dan mekanisme yang tepat untuk pemantauan. ISO 50001 menyediakan dasar untuk perbaikan berkesinambungan sistem manajemen energi. Pengumpulan sistematis dan pelaksanaan persyaratan hukum memberikan organisasi meningkatkan kepastian hukum di area ini.
Keberhasilan implementasi ISO 50001 tergantung pada komitmen dari semua tingkatan dan fungsi organisasi, terutama manajemen puncak. Manajemen puncak harus menunjuk wakil manajemen (management representative), yang akan memastikan sistem manajemen telah mematuhi persyaratan ISO 50001, menentukan metode untuk memastikan operasi dan pengendalian sistem dapat berjalan efektif, serta melaporkan kepada manajemen puncak mengenai kinerja dan efektivitas dari sistem manajemen energi.
SEMOGA BERMANFAAT.