Dua pekerja pabrik tewas kesetrum di Taman Sari. Torikin (18) dan Taskirin (18) tersengat aliran listrik saat bekerja di sebuah pabrik plastik di Jl. Kebahagiaan RT6/RW1 Taman Sari, Krukut, Jakarta Barat. Keduanya meninggal dunia setibanya di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat. Menurut Kanit Reskrim Taman Sari, Kompol Erick Frendriz, kejadian terjadi sekitar pukul 07.25 WIB pagi hari. Kedua korban merupakan karyawan pabrik plastik tersebut dan tinggal di lokasi. ujar Erick kepada wartawan detikNews, Rabu (29/5/2013), Jakarta. 

Electrical Safety Tips -Safety Moment #6 - HSSE WORLD

Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Energi listrik dimanfaatkan untuk menggerakkan berbagai alat elektronik yang berfungsi mempermudah pekerjaan manusia. Hampir setiap hari manusia tidak terlepas dari penggunaan listrik selama 24 jam dan 7 hari seminggu, salah satu yang jelas sekali terlihat dari manfaat listrik dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai penerangan saat malam hari. Secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), listrik diartikan sebagai suatu daya yang muncul akibat terjadinya suatu gesekan atau dikarenakan sebab lain seperti proses kimia. Dari sini dapat diketahui bahwa listrik ini dapat terbentuk melalui dua proses, yang pertama karena adanya gesekan antara dua benda atau lebih dan juga adanya proses kimia yang mampu menghasilkan listrik. Jika ditinjau dari segi bahasa, listrik berasal dari bahasa inggris yakni electric yang memiliki arti energi yang memiliki muatan arus. 

 

Listrik merupakan salah satu kajian dalam keilmuan fisika. Dalam ilmu fisika, listrik dibagi menjadi dua jenis, yakni listrik statis dan juga listrik dinamis. Pengertian listrik statis adalah suatu energi listrik yang terkandung dalam benda yang memiliki muatan listrik. Pembentukan listrik statis ini berasal dari beberapa atom yang terdiri dari proton dan elektron yang kemudian menghasilkan energi listrik. Listrik statis ini biasanya dapat dibuktikan keberadaannya melalui eksperimen yang menggunakan media penggaris dan potongan kertas kecil-kecil. Awalnya penggaris dapat digesek-gesekkan pada kain atau baju, setelah itu dekatkan pada potongan kertas tadi. Bukti keberadaan energi listrik adalah ketika potongan kertas tersebut menempel pada permukaan penggaris. Sedangkan pengertian listrik dinamis merupakan energi listrik yang dapat bergerak. Listrik dinamis inilah yang biasanya menggunakan media baterai yang dihubungkan dengan rangkaian elektronika tertentu sehingga membuat benda tersebut dapat bergerak. Listrik dinamis ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis rangkaian listrik, misalnya rangkaian seri, dan juga rangkaian parallel. Dalam listrik dinamis ini juga dikenal beberapa istilah yang familiar di dunia fisika, yakni tegangan, hambatan dan juga arus listrik. Daya listrik dapat dinyatakan dalam satuan watt, sementara untuk arus listrik digunakan satuan ampere (A). Berbeda halnya dengan tegangan listrik yang memiliki satuan Volt (V). Pengertian listrik yang bermacam-macam memang senada dengan manfaatnya yang juga beragam. Banyak sekali peralatan elektronik yang memanfaatkan energi listrik sebagai penggeraknya. Seperti lampu, televisi, kulkas, dan masih banyak lagi. Energi listrik ini dapat diperoleh dari beberapa sumber misalnya dari panas bumi, nuklir, minyak, matahari, dan masih banyak lagi. 

 

Sejarah listrik sudah dimulai semenjak tahun 600 sebelum masehi. Thales, seorang penduduk Yunani, menembukan bahwa ketika batu ambar digosok dengan sutra, maka batu itu mampu menarik bulu dan benda-benda ringan yang lain. Pada saat itu, dia telah menemukan listrik. Kata Yunani untuk batu ambar adalah “elektron”, dari situlah kita mendapatkan turunan kata “electricity” dan “electronic”. Pada tahun 1600, saintis dan ahli fisika dari Ratu Elizabet 1, menyusun istilah “electricity”. Dia merupakan orang pertama yang menjelaskan medan magnet bumi dan menyadari bahwa ada hubungan antara medan magnet dan listrik. Dari situlah mulai bermunculan penemuan-penemuan yang berkaitan dengan listrik, seperti Benjamin Franklin yang merupakan seorang politisi Amerika Serikat yang terkenal, menerbangkan layangan dengan ujung besi kepada badai halilintar untuk membuktikan bahwa kilat merupakan salah satu bentuk dari listrik pada tahun 1752. Hans Christian Oersted dari Denmark menemukan bahwa ketika listrik mengalir melalui kawat, dia memproduksi medan magnet yang mempengaruhi jarum dari kompas yang terdekat pada tahun 1820. 1 tahun kemudian, Michael Faraday menemukan magnet yang bergerak di dalam kumparan tembaga menimbulkan aliran listrik kecil melalui kawat. Ini menjadi awal dari perkembangan motor listrik. Dan pada tahun 1826, Andre Ampere menjelaskan tentang teori elektro dinamis. Oleh karena jasanya, unit arus listrik menggunakan namanya yaitu “ampere”. Tahun 1827, Georg Ohm menghasilkan penelitiannya tentang listrik. Unit hambatan listrik inilah yang mengambil namanya yaitu “Ohm”. Serta Thomas Edison, pada tahun 1870, membangun DC (direct current/ arus langsung) generator listrik di Amerika. Dia kemudian menyedikan listrik untuk semua New York. Pada tahun 1878, Joseph Swan menunjukkan lampu listrik yang pertama dan pada tahun yang sama Thomas Edison mendemonstrasikan lampu pertama yang berbahan filamen karbon.

 

Tahun 1879 menjadi tahun pertama terjadinya kecelakaan tersengat listrik yang memicu kematian. Ini merupakan catatan resmi yang direkam oleh Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Pada tahun 1800-an, Nicola Tesla mengajukan konsep AC (alternating current) untuk transmisi listrik yang digunakan di rumah, bisnis, dan industri hari ini. Dia juga menemukan motor yang beroperasi berdasarkan konsep AC dan mendesain pembangkit hidroelektrik yang pertama di dunia pada Air Terjun Niagara. Wilherm Feim pada tahun 1895 menemukan bor tangan pertama. Tahun 1918-19 menemukan mesin kulkas dan mesin cuci listrik pertama. Tahun 1926, Undang-undang Penyedian Listrik di Amerika Serikat dan Grid Nasional Amerika pertama telah diresmikan. Tahun 1930-1940 alat-alat elektronik mulai bermunculan dengan adanya radio, vacuum cleaner, sertika, dan mesin cuci di rumah tangga. 

 

Kecelakaan terkait dengan listrik pastinya dapat terjadi di tempat kerja. Data dari Biro Statistik Keburuhan Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari tahun 1992-2007 terjadi kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian karena kontak dengan arus listrik sejumlah total 4455 kasus kematian dengan rata-rata 278 kasus kematian terjadi setiap tahunnya. Bahaya listrik merupakan bahaya yang sangat serius. Bahaya listrik atau risiko listrik yang ada meliputi 4 hal, yaitu tersetrum listrik, luka bakar, kebakaran dan ledakan. Kita mengetahui bahwa tubuh kita menghantarkan listrik. Pada saat tubuh melakukan kontak langsung kepada sumber listrik tanpa perlindungan dan anggota tubuh yang lain melakukan kontak terhadap permukaan yang memiliki beda potensial, arus listrik akan mengalir, masuk ke dalam tubuh, menjalar di sepanjang tubuh dan keluar di anggota tubuh yang lain biasanya ke tanah. Hal ini bisa membuat pekerja menderita sakit, luka dan kematian dari kejut listrik seperti itu. Arus listrik dapat masuk ke dalam tubuh bahkan dalam kondisi arus listrik sekecil 3 mili ampere. Arus 3 mili ampere ini dapat membuat reaksi otot spontan, seperti sensasi kesemutan sampai kontraksi otot, jantung berdetak dengan kencang dan yang paling fatal bisa terjadi henti napas sampai jaringan serta organ tubuh mulai terbakar. 

 

Luka bakar (burns) dalam kecelakaan karena listrik dapat menjadi sangat serius. Luka bakar karena listrik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu electrical burns, arc burns dan thermal contact burns. Electrical burns adalah hasil dari arus listrik yang masuk pada jaringan baik hanya sampai kulit atau bahkan hingga jaringan lebih dalam lagi seperti otot dan tulang. Kerusakan jaringan disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari aliran arus, jika panas yang dikirim oleh listrik itu tinggi, maka tubuh tidak dapat mengeluarkan panas sehingga akan membakar jaringan tubuh. Luka bakar jenis ini sulit untuk pulih. Arc burns merupakan luka bakar yang timbul karena suhu tinggi yang diproduksi oleh busur listrik (electrical arcs) atau oleh ledakan yang dekat dari tubuh. Sedangkan thermal contact burns merupakan luka bakar yang dihasilkan dari kulit yang kontak dengan permukaan panas dari konduktor, conduit, atau alat listrik yang lain. Pada beberapa kasus, luka bakar tidak hanya berasal dari 1 jenis luka melainkan beberapa luka yang terjadi secara simultan. 

 

Jika arus yang terlibat cukup besar, sebuah busur listrik dapat menghasilkan kebakaran. Kasus kebakaran karena listrik juga bisa muncul dari peralatan yang mengalami suhu berlebih (overheat) atau konduktor yang membawa terlalu banyak arus. Busur listrik yang membawa energi sangat tinggi dapat merusak peralatan, membuat pecahan metal terbang ke segala arah. Pada kasus atmosfir yang mengandung gas mudah meledak atau uap atau debu mudah meledak (combustible dust), sebuah busur energi yang kecil dapat membuat ledak sangat keras. 

 

Kecelakaan karena listrik diakibatkan oleh berbagai faktor. Setidaknya ada 3 faktor utama penyebab kecelakaan karena listrik, seperti penggunaan peralatan dan instalasi yang tidak aman, lingkungan tempat kerja yang tidak aman dan tindakan tidak aman dalam pekerjaan. Selain itu, terdapat 2 faktor yang dapat dikelompokkan dalam kategori “unsafe conditions” (kondisi tidak aman). Seperti, kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman disaat bekerja menggunakan listrik atau kombinasi dari keduanya.

 

Contoh dari penggunaan peralatan dan instalasi yang tidak aman adalah seperti penggunaan insulator yang gagal, pembumian yang tidak tepat, koneksi yang longgar, bagian yang rusak, bagian dengan listrik yang tidak terlindungi, dan peralatan yang berkualitas rendah. Lingkungan kerja yang tidak aman contohnya seperti hadirnya uap, cairan dan gas yang mudah terbakar. Area yang mengandung atmosfir korosif dan basah dapat mempengaruhi kualitas dari instalasi listrik yang ada dan juga memperburuk kondisi tidak aman. Sedangkan, contoh dari perilaku tidak aman “unsafe action” meliputi kegagalan untuk melakukan prinsip “Log Out Tag Out” LOTO sebelum melakukan intervensi listrik. Perilaku tidak aman juga bisa meliputi penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat dalam melakukan pekerjaan listrik. 

 

Dalam upaya mengendalikan bahaya dan resiko akibat dari penggunaan listrik, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sebuah standar yang berjudul PUIL versi tahun 2000. PUIL merupakan kepanjangan dari Persyaratan Umum Instalasi Listrik, yang banyak mengacu kepada standar IEC 60634. Kemudian pemerintah, melalui Kementerian Tenaga Kerja, pada tanggal 25 April 2002 mengeluarkan Kepmenaker no. 75 tahun 2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor : SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja. Sehingga dengan diberlakukannya Kepmenaker ini, semua tempat kerja yang ada di wilayah NKRI, dalam Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja, sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 ayat 1, Permenaker tersebut. Kemudian standar PUIL ini telah direvisi untuk menyesuaikan dengan IEC 60634 yang dirilis versi terbarunya pada tahun 2009. PUIL ini sekarang telah diterbitkan dengan versi paling baru tahun 2011. BSN merilisnya dengan judul SNI 0225:2011 tentang PUIL 2011. Kemudian sudah dilakukan lagi amandemen 1 pada tahun 2013, sehingga judulnya sudah berubah menjadi SNI 0225:2011/Amd 1:2013. 

 

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen SNI yang digunakan sebagai standar acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik tegangan rendah untuk rumah tangga, gedung perkantoran, gedung publik dan bangunan lainnya. PUIL 2011 merupakan revisi dari PUIL 2000 yang selama ini digunakan oleh instalatur sebagai standar wajib dalam pemasangan instalasi listrik, serta digunakan oleh lembaga inspeksi teknik tegangan rendah dalam pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik sebelum diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). PUIL 2011 memuat ketentuan-ketentuan pemasangan instalasi listrik serta pemilihan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik tegangan rendah. Dalam PUIL 2011 juga diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi dengan teknologi yang lebih maju yang bertujuan meningkatkan keamanan instalasi. 

 

Pengendalian bahaya listrik dapat dilakukan dengan menerapkan hierarki pengendalian bahaya yang meliputi tahap eliminasi atau substitusi. Langkah ini merupakan langkah yang paling efektif dibandingkan tahapan pengendalian bahaya yang lain. Langkah ini meliputi penghilangan secara penuh bahaya listrik atau penggantian dengan aspek yang lebih rendah risikonya. Seperti penggantian material dengan yang lebih aman, mengganti proses dan melaksanakan kegiatan di tempat yang jauh dari sumber listrik. Selain tahap eliminasi atau substitusi, terdapat juga tahap rekayasa teknik. Langkah ini meliputi penggunaan teknologi dalam mengurangi risiko.Tahap rekayasa teknik dapat mencakup sistem ventilasi untuk menghilangkan uap berbahaya, pelindung mesin, pelindung panel lsitrik, pemakaian fuse, interlok mesin, alat pengangkat, konveyor dan pemasangan karpet listrik. 

 

Sedangkan pengendalian secara administratif juga dapat dilakukan, dalam hal ini meliputi tindakan pengendalian bahaya yang fokus pada aspek manajemen organisasional, pelatihan, instruksi kerja dan sebagainya. Contoh pelaksanaan dalam langkah ini meliputi rambu peringatan bahaya, pembuatan permit kerja, penggunaan LOTO dan pelatihan bahaya listrik. Dalam hierarki pengendalian bahaya pengunaan Alat pelindung diri (APD) merupakan langkah yang paling terakhir untuk dilakukan karena langkah ini menjadi langkah yang paling mudah untuk dilakukan. Contoh APD yang dapat dipakai adalah sarung tangan anti listrik, sepatu safety yang anti listrik, faceshield dan kaca mata safety. 

 

Demikianlah penjelasan tentang bahaya listrik di tempat kerja. Dari sini dapat disimpulkan bahwa listrik memiliki banyak pengertian, namun pada intinya listrik sangat berpengaruh dalam mempermudah manusia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Dan dengan pemberlakuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011), diharapkan keamanan instalasi listrik dapat ditingkatkan guna mengurangi atau mencegah resiko kecelakaan listrik bagi manusia dan lingkungan atau resiko kebakaran yang diakibatkan oleh listrik. Selain itu, dengan pemasangan instalasi yang mengikuti ketentuan PUIL, diharapkan instalasi listrik akan lebih handal serta efisiensinya meningkat dengan berkurangnya kerugian (losses) arus bocor, sehingga energi listrik dapat optimal pemanfaatannya. 

 

Semoga Bermanfaat.