Bekerja seharian di kantor dapat mengganggu kondisi fisik. Salah satu penyebabnya adalah furnitur di kantor yang tidak mendukung kerja. Staples Inc merilis survei, 86 persen pekerja merasa tidak nyaman dengan furnitur kantor dan 70 persen menyatakan tempat kerjanya tak ergonomis. Tidak mengherankan, jika di pengujung hari suasana hati tidak menyenangkan karena fisik Lelah karena tidak didukung oleh fasilitas kerja yang nyaman seharian. Fasilitas kantor yang ergonomis dapat mengurangi stres saat kerja, terutama pada mata, leher, punggung, bahu, dan pinggang, kata Carla M Jaspers, terapis di Brooklyn New York, Kompas.com (23/02/2011). 

The Importance of Ergonomics in the Office (and for your Health)

Kondisi kerja yang tidak manusiawi pada awal era industrialisasi di abad 19 membuat munculnya beberapa disiplin untuk menjawab tantangan tersebut. Di tahun 1857, Jastrzebowski dari Polandia mengajukan proposal di dalam Jurnal Nature and Industry untuk mengambil pendekatan ilmiah guna menjawab permasalahan yang timbul dari pekerjaan dan membuat ilmu khusus untuk menemukan hasil yang terbaik dengan tenaga yang minimum dan kepuasan tertinggi bagi kesejahteraan publik dan dengan memberikan keadilan dari kesadaran sendiri serta orang lain. Sehingga menamakan cabang ilmu ini sebagai Ergonomi. Istilah ergonomi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 suku kata yaitu ergon berarti kerja dan nomos berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas, ergonomi merupakan suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia, masyarakat menggunakan istilah ergonomi tetapi di beberapa negara seperti di Skandinavia menggunakan istilah bioteknologi sedangkan di negara Amerika menggunakan istilah human engineering atau human factors engineering. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktifitas yang dilakukan. Untuk lebih memahami pengertian ergonomi atau definisi ergonomi, perlu memahami definisi ergonomi dari beberapa ahli ergonomi terlebih dahulu. Secara umum, definisi-definisi ergonomi yang ada membicarakan masalah-masalah hubungan antara manusia pekerja dengan tugas-tugas dan pekerjaannya serta desain dari objek yang digunakannya. 

 

Ergonomi merupakan ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Menurut Sutalaksana (1979), ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Contoh tempat kerja secara ergonomi yang meliputi kusi, meja, sikap duduk dan penempatan komputer. Pada tahun 1949, Murrell di Inggris menyatakan bahwa kata ergonomi berasal dari kata ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti peraturan. Sehingga ergonomi diartikan sebagai sebuah ilmu multidisiplin yang menggunakan ilmu dasar dari Ilmu tekhnik, ilmu manusia, ekonomi dan ilmu sosisal. Ergonomi juga mengambil pendekatan dari kedoketeran kerja, psikologi industri, pedagogic industri, tekhnik bekerja, hukum industri serta sosiologi industri. Adapun tujuan ergonomi antara lain untuk mengurangi beban dari pekerjaan yang berhubungaan dengan subjek sambil meningkatkan pekerjaan yang berhubungan dengan objek secara bersamaan. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi pekerjaan. Ergonomi dapat pula berperan sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer. Ergonomi berkenaan berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi.

 

Ergonomi (atau faktor manusia) merupakan disiplin sains yang memberikan perhatian terhadap pemahaman dari interaksi antara manusia serta elemen lain dari sebuah sistem dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data serta metode untuk membuat desain yang mengoptimasi kesejahteraan manusia serta performa sistem secara keseluruhan. Ahli ergonomi berkontribusi kepada desain dan evaluasi dari tugas, pekerjaan, produk, lingkungan serta sistem agar membuat mereka sesuai dengan kebutuhan, kemampuan serta keterbatasan dari manusia (Waldemar K. serta William S. M., 2003). Ergonomi adalah keilmuan untuk menyesuaikan kondisi tempat kerja dengan permintaan pekerjaan kepada kemampuan dari pekerja. Ergonomi mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan dari pekerja karena mereka berinteraksi dengan peralatan, perlengkapan, metode kerja dan tugasnya dalam lingkungan. Setiap pekerja berbeda sehingga pilihan tunggal tidak akan cocok untuk semua pekerja. Ergonomi meliputi semua aspek dalam pekerjaan, dari mulai stres fisik yang dibebankan kepada sendi, otot, syaraf, tendon dan tulang dengan faktor lingkungan yang mungkin berakibat pada pendengaran, visi, dan kenyamanan serta kesehatan umum. Mendesain tempat kerja dengan pemahaman bahwa setiap individu berbeda dalam ukuran dan kondisi fisik merupakan langkah pertama untuk mengurangi kemungkinan dari cidera (UCDHS, 2009). 

 

Di negara Amerika ergonomi biasa disebut juga sebagai Human Factors. Selain itu, ergonomi juga digunakan oleh beberapa ahli pada bidangnya. Sebagai contoh ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri. Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat mulai dibayangkan, mengapa ergonomi sangat penting. Ergonomi tidak terbatas hanya pada rancangan kursi yang baik atau meja yang ergonomis saja, melainkan jauh lebih luas, yakni merancang metode, alat dan sistem kerja sesuai dengan manusianya (pekerja) atau dikenal dengan istilah Human Centered Design. Hal yang paling unik dari ergonomi itu sendiri adalah perhatian yang sangat besar yang diberikan untuk manusia. Manusia merupakan mahluk yang sangat kompleks. Banyaknya faktor-faktor luar yang saling berinteraksi akan mempengaruhi kinerja manusia baik sebagai individu maupun kelompok. Segala faktor-faktor luar, beban pekerjaan, dan kapasitas manusia yang ia miliki itulah yang dipelajari secara mendalam dalam ilmu ergonomi. Ergonomi secara umum dibagi menjadi dua cabang ilmu penting yaitu ergonomi mikro dan ergonomi makro. 

 

Ergonomi mikro merupakan keilmuan ergonomi dalam lingkup sempit yang hanya fokus kepada sebuah tempat kerja saja., seperti lingkup stasiun kerja (work station) dengan menentukan karakteristik dari desain job, ergonomi mikro juga membahas mengenai hubungan manusiamesin dan manusiasoftware interface. Ranah atau penerapan dari ergonomi mikro seperti, menganalisa postur kerja pekerja yang berhubungan (fisiologi kerja), antropometri, mendesain tempat kerja atau lingkungan kerja, biomekanika kerja,persentil, waktu baku dan lain-lain. Ergonomi mikro ini banyak melihat ke arah postur, frekuensi dan beban kerja saja tanpa melihat seluruh organisasi pekerjaan. Serta lebih mengarah pada tools atau metode apa saja yang digunakan untuk mencapai sistem kerja yang baik. Misalnya peta-peta kerja, kaizen, SMED, dll. Terdapat beberapa metode pengukuran pada ergonomi mikro yang dapat digunakan untuk menentukan system kerja yang baik, diantaranya pengukuran dengan metode REBA (Rapid Entire Body Asessment), RULA (Rapid Upper Limb Assessment), ROSA (Rapid Office Strain Assessment), QEC (Quick Exposure Check), EASY (Ergonomics Assessment Survey Method), BRIEF (Base RiskIdentification of Ergonomic Factor), dan antropometri desain tempat kerja. Metode RULA, REBA dan ROSA dipilih sebagai metode yang digunakan dalam pengukuran ergonomi. Metode RULA dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan yaitudimana pekerja duduk tanpa adanya pergerakan kaki. Metode REBA dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang bekerja pada posisi berdiri dan menggerakan seluruh bagian tubuh (badan, leher, lengan, pergelangan lengan) dengan pengulangan pekerjaan dan beban yang rutin. Metode ROSA dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan di ruang kantor menggunakan perangkat komputer dan kursi. 

 

Tujuan utama dari ergonomi mikro adalah untuk meningkatkan performa dari semua sistem kerja dan juga mengurangi stress yang diberikan pada pekerjaan manusia dengan menganalisis tugas, lingkungan kerja dan interaksi mesin manusia (man machine interaction). Ergonomi mikro biasa juga disebut ergonomi dengan pendekatan tradisional. Konsep stress and strain adalah pendekatan tradisional untuk menilai sistem kerja. Konsep dasarnya adalah setiap tempat kerja memiliki faktor eksternal yang sama untuk semua individu yang bekerja di sana (stress) namun setiap individu pastinya bereaksi secara berbeda tergantung kepada karakter dan kemampuan individu (strain). Bidang lain dari ergonomi mikro adalah analisis aspek sistem mesin-manusia. Analisis ini dapat dilakukan dengan memperhatikan situasi geometric dari tempat kerja dan alat (biasa disebut desain antropometrik) dan dengan memperhatikan arus informasi dalam sistem manusia dengan mesin. Desain tempat kerja yang sesuai dengan antropometrik berkonsentrasi pada area pandangan, area tempat memegang barang dan area pergerakan kiki pada layout pendukung tubuh seperti kursi dan juga mencakup desain layar serta kontrol. Ergonomi mikro juga memperhatikan keterbatasan dalam organ sensorik manusia seperti keterbatasan pada kapasitas resolusi mata dan keakuratan dari pergerakan anggota tubuh yang mana keterbatasan tersebut sangat relatif di berbagai manusia.

 

Sedangkan yang dimaksud ergonomi makro adalah keilmuan yang jauh lebih luas. Keilmuan ergonomi makro mencakup organisasi, perusahaan, masyarakat luas atau bahkan negara. suatu subdisiplin ergonomi yang fokus mengkaji mengenai perancangan sistem kerja. Dapat dikatakan sebagai suatu sistem pekerjaan terdiri atas personil yang saling berinteraksi dengan perangkat keras dan lunak. Suatu sistem pekerjaan melibatkan dua atau lebih individu yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan umum dalam suatu organisasi. Subdisiplin ergonomi makro juga berkaitan dengan teknologi yang lain. Ergonomi makro telah dikenal sebagai subdisiplin ergonomi yang terkait dengan hubungan manusia, organisasi dan teknologi. Ergonomi makro dikatakan sebagai sesuatu yang terintegrasi karena mencakup pengetahuan, metode, dan peralatan dari sistem sosio-teknik, psikologi industri, rancang-bangun sistem, ergonomi fisik, dan ergonomi teori. 

 

Dalam penerapannya, ergonomi makro menghadirkan suatu relung berharga yang tidak satupun dari area ini yang terabaikan. Sebagai ilmu pengetahuan, ergonomi makro mengarahkan untuk mengembangkan suatu pemahaman sistem pekerjaan, perilaku, atau personil yang saling berinteraksi dengan perangkat keras atau lunak di dalam lingkungan fisik internal, lingkungan eksternal, dan struktur organisasi serta proses agar menjadi lebih baik. Pendekatan ergonomi makro dapat juga dikatakan sebagai suatu proses pemecahan yang sistemik yang selanjutnya dilakukan pengkajian secara holistik dan melalui lintas disiplin ilmu serta melakukan pelibatan komponen atau pihak terkait dengan desain. Lebih jelasnya sistemik diartikan semua faktor yang diasumsikan mempengaruhi proses perancangan sistem kerja dan diperkirakan dapat menimbulkan masalah harus diperhitungkan dengan cara memasukkan kaidah ergonomi dalam setiap tahap perancangan desain. Pemecahan masalah dilakukan secara holistik yang menekankan bahwa semua faktor yang terkait atau yang diperkirakan terkait dengan masalah yang ada harus dipecahkan secara proaktif dan menyeluruh. Pendekatan holistik dalam intervensi ergonomi menekankan cara berfikir dan bertindak dalam melakukan perbaikan dengan menggunakan teknologi tepat guna. Penerapan pendekatan holistik memungkinkan terjadinya proses tawar menawar untuk mendapatkan suatu perbaikan kondisi kerja yang memenuhi keenam kriteria teknologi tepat guna dengan risiko dampak seminimal mungkin. Pendekatan interdisipliner menekankan bahwa proses pemecahan masalah dalam suatu sistem dibutuhkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Selain keterlibatan terkait dengan lintas disiplin ilmu pendekatan ergonomi makro juga menggunakan partisipasipan (ergonomi partisipasi). 

 

Ergonomi makro membahas tentang struktur dan organisasi arah pekerjaan terkait dengan tugas, isinya, dan faktor waktu. Target ergonomi makro bukanlah tempat kerja yang tunggal seperti dalam ergonomi makro, namun lebih ke interaksi beberapa tempat kerja secara bersamaan. Menurut Hendrick, ergonomi makro merupakan sebuah studi dari desain pekerjaan, strategi organisasi, struktur organisasi, sistem insentif, dan program pelatihan yang berkonjungsi dengan tekhnologi. Selain itu, ergonomi makro merupakan evolusi dari teori sosio-tehnikal sistem dan berfokus kepada mendesain faktor-faktor tersebut sehingga kemampuan manusia dan digunakan secara efektif untuk mendapatkan tujuan personal dan organisasi. Dalam ergonomi makro analisa dari alur kerja harus memberikan informasi tentang seberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan yang harus dilakukan dalam sebuah unit organisasi dan dengan keterkaitannya dengan unit lain. Hal ini mirip dengan ergonomi mikro, tapi lebih komprehensif, kondisi lingkungan didefinisikan sebagai yang mendapatkan akibat tak langsung dari pekerjaan dan proses komunikasi. Di sisi output dari sebuah proses, peningkatan performa dapat dilakukan dengan memperkerjakan orang untuk melakukan verifikasi terhadap kualitas dan mempertinggi motivasi pekerja. Adapun hal menarik dalam pandangan ergonomi makro antara lain memperhatikan persyaratan individu dan kebutuhan dari karyawan. Ergonomi makro menganggap bahwa perkembangan sosial adalah salah satu subjeknya sehingga menganggap setiap individu sangat dinamik. Ini yang menjadi alasan pergantian pandangan dari bekerja di dunia produksi ke bekerja di dunia jasa karena individu berharap fleksibilitas dari pekerjaan dan keperluannya untuk tetap belajar. 

 

Sedangkan perbedaan utama antara ergonomi mikro dan ergonomi makro adalah aspek penerapan ergonomi makro memiliki jangka pendek, sehingga memerlukan penelitian berkelanjutan untuk dapat mengikuti perkembangan sistem organisasi yang sangat dinamis. Secara spesifik ergonomi mikro lebih mengarah antara hubungan manusia dengan mesin, sedangkan ergonomi makro lebih mengarah pada hubungan sosial dalam lingkup organisasi. Meskipun ergonomi mikro dan ergonomi makro berbeda, namun keduanya memiliki prinsip yang sama yaitu manusia bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja. 

 

Semoga bermanfaat.