Pemerintah Kota Bekasi memperbolehkan sektor konstruksi untuk beroperasi pada saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adapun sektor konstruksi merupakan salah satu sektor swasta yang dikecualikan dari penghentian sementara aktivitas PSBB. Hal itu tertuang dalam Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 22 Tahun 2020 tentang Pemberlakukan Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan wabah Covid-19. Dalam Perwal tersebut sektor konstruksi diperbolehkan beroperasi dengan berbagai catatan yang harus dipenuhi. Misalnya, penanggung jawab perusahaan wajib menunjuk penanggung jawab dalam pelaksanaan pencegahan Covid-19 di kawasan proyek dan membatasi aktivitas serta interaksi pekerja hanya di kawasan proyek. Perusahaan juga diwajibkan untuk memberikan tempat tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari seluruh pekerja selama berada di kawasan proyek tersebut. 

Employees with safety equipment Free Photo

Wali Kota juga meminta perusahaan menyediakan ruang kesehatan di tempat kerja yang dilengkapi dengan saranan kesehatan yang memadai dan perusahaan juga diminta mengawasi agar karyawan atau tamu yang memiliki suhu badan di atas suhu normal untuk tidak masuk ke area proyek. Perusahaan juga bisa menyampaikan penjelasan tentang Covid-19 dalam kegiatan penyuluhan K3 pagi hari atau safety morning talk. Dengan begitu, diharapkan perusahaan mentaati aturan tersebut selama PSBB. Sehingga hasil yang diharapkan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 tercapai. Ucap Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dalam Perwalnya yang di muat pada KOMPAS.com, minggu (13/4/2020), BEKASI. 

 

Safety talk sangat berperan penting bagi keberlangsungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilingkungan perusahaan terutama kontraktor. Apabila safety talk dilaksanakan dengan penuh komitmen, maka kemungkinan besar yang namanya kecelakaan kerja bisa menghilang sedikit demi sedikit dari lingkungan kerja anda. Alasannya karena didalam safety talk tersebut mengandung rangkaian kata- kata yang penuh makna untuk mengingatkan tentang bagaimana kita bekerja dengan aman, selamat dan dapat bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang ada. Apabila safety talk sudah dilakukan dengan penuh komitment, berarti perusahaan tersebut sudah benar-benar ingin berjuang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pelaksanaan safety talk yang bertanggung jawab dalam penyampaiannya dan mempersiapkan materi yang ingin disampaikan sebenarnya adalah supervisor atau pengawas dilapangan agar saat pelaksanaan dilapangan tidak terbata-bata dalam penyampaiannya dan hasil dari penyampaian safety talk setiap harinya dilaporkan oleh HSE yang berwenang dalam mengumpulkan data-data yang terkait mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dilapangan. 

 

Dalam pelaksanaannya safety talk dihadiri oleh para pekerja yang pada hari itu ingin melaksanakan pekerjaan, dan isi yang disampaikan adalah langkah kerja, prosedur kerja, bagaimana kita bekerja dengan aman dan yang lainnya, yang pastinya terkait dengan topik keselamatan dan kesehatan kerja. Safety talk sangat perlu dilakukan karena untuk memproses tingkat kesadaran pekerja mengenai ilmu keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat diterapkan dengan baik. Saat menyampaikan safety talk alangkah baiknya menyampaikan dengan komunikasi dua arah, seperti membuat sesi tanya jawab dan pertanyaan pertanyaan kecil kepada anggota yang datang agar pekerja ikut akrab dengan apa yang sedang kita sampaikan dan usahakan materi safety talk yang disampaikan adalah terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, bahaya yang ada dilokasi kerja, cara bekerja dengan aman dan yang lainnya. Sebenarnya hal ini tidak sulit untuk dilakukan, solusinya sebelum melaksanakan meeting safety talk adalah siapkan materinya terlebih dahulu agar segala sesuatu yang ingin disampaikan sudah terencana dengan matang. 

 

Di Universitas Harvard, istilah toolbox lebih familiar untuk mengungkapkan pembicaraan terkait keselamatan dan kesehatan kerja di awal pekerjaan. Universitas Harvard mendefinisikan toolbox talk sebagai diskusi grup informal yang fokus kepada isu keselamatan secara umum. Program ini dapat digunakan untuk mempromosikan budaya keselamatan dan kesehatan kerja dan juga untuk memfasilitasi diskusi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Infrastruture Health and Safety Association (IHSA) di Kanada mendefinisikan safety talk sebagai sebuah cara untuk mengingatkan pekerja bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam pekerjaan. Setiap pembicaraan mengambil waktu 5 menit dan membantu pekerja untuk mengenali dan mengendalikan bahaya di proyek. Health and Safety Executive di Inggris juga mendefinisikan toolbox talk sebagai presentasi singkat kepada tenaga kerja terkait 1 aspek dalam keselamatan dan kesehatan kerja. 

 

Tujuan dari penerapan safety talk adalah serangkaian akitivitas berbicara pada sebuah tim kerja yang biasanya dilakukan sebelum aktivitas kerja dimulai dimana tujuannya adalah untuk mencegah atau meminimallkan resiko pada pekerjaan yang akan dilakukannya. Kegiatan ini merupakan salah satu sarana penunjang dari sekian banyak metode yang ada dalam upaya pencegahan kecelakaan dan mengingatkan karyawan atau pekerja akan potensi bahaya di tempat kerja serta membantu karyawan atau pekerja untuk mengenali bahaya tersebut. Biasanya dalam pelaksanaan safety talk dipimpin oleh supervisor, namun sekarang sudah banyak HSE Officer atau Safety Man yang memimpin langsung dalam pelaksanaan safety talk. Bila dilihat tidak ada salahnya dalam hal penerapannya, namun untuk memperlancar dan mengoptimalkan pelaksanaan safety talk agar dapat berjalan dengan baik serta segala yang disampaikan benar-benar diterapkan pada keseharian saat bekerja. Alangkah baiknya safety talk tersebut tetap disampaikan oleh supervisor atau pengawas lapangan, hal ini bertujuan agar supervisor atau pengawas lapangan ikut mendorong untuk berjalannya penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan. 

 

Tempat yang tepat dan paling maksimal untuk melaksanakan safety talk adalah dilapangan atau dilokasi perusahaan tempat anda bekerja. Alasannya karena apabila kita menyampaikan hal tersebut dilokasi kita bekerja, pekerja langsung merespon apabila kita sedang membahas mengenai bahaya yang ada serta bahasan yang terkait dengan lingkungan tempat kerja. Lama waktu dalam penyampaian safety talk sebenarnya tidak terdapat patokan waktu yang ditentukan oleh peraturan yang ada, namun hal yang terpenting adalah apabila melaksanakan safety talk usahakan penyampaiannya tidak terlalu lama dan langsung ke point utama agar audiance yang hadir pada penyampaian safety talk tidak merasakan bosan dengan pembahasan setiap harinya yang sampaikan. Penyampaian safety talk yang baik adalah apabila materi yang disampaikan saat pelaksanaan safety talk, audiance memahami dan menerapkan ilmu yang disampaikan. Selain dari pada itu penyampaian safety talk yang baik adalah dengan cara mengadakan komunikasi dua arah agar pekerja ikut terlibat dalam meeting tersebut, serta untuk mengoptimalkan materi safety talk agar berjalan dengan sempurna selalu selipkan beberapa kata penyemangat didepan atau pada akhir safety talk

 

Mafaat dari penerapan safety talk adalah untuk meningkatkan pengetahuan pekerjaan dan bahaya yang dihadapi serta bagaimana cara penangulangannya. Semakin banyak melaksanakan tugas pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan, maka membuat pekerja semakin berpengalaman bahkan bisa semakin familiar dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, sehingga pekerja juga akan semakin mengerti dengan keadaan lingkungan tempat bekerja dan akan dengan cepat pula mengatasinya bila terjadi problem atau keadaan darurat. Safety talk juga akan meningkatkan pengetahuan tentang prosedur kerja. Dari pengalaman yang didapatkan selama bekerja, semakin sering pekerja melakukan pekerjaan yang sama sehingga menjadi terbiasa dan membuat pekerja semakin menguasai pekerjaan tersebut, namun dilain pihak hal tersebut dapat menjadikan pekerja terlena dengan kemampuan yang dimilikinya karena sudah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut terkadang menjadikan pekerja lalai, gegabah dan sembrono serta tidak mengikuti prosedur kerja yang dapat berakibat fatal terhadap peralatan maupun pekerja itu sendiri. Apabila bekerja dengan cara mengikuti prosedur kerja yang sudah ada, maka paling tidak pekerja sudah terlindungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena yang akan bertanggung jawab adalah yang menyiapkan, memeriksa dan mengesahkan prosedur tersebut. 

 

Mengikuti kegiatan safety talk akan meningkatkan pengetahuan pekerja terhadap penggunaan alat-alat pelindung diri apa saja yang harus dipergunakan pada saat bekerja. Dalam hal ini diharapkan perusahaan juga dapat mendukung dengan cara menyediakan serta memcukupi perlengkapan dan kelengkapan alat pelindung diri yang dapat dipergunakan secara baik dan tepat. Pada dasarnya setiap pekerja mempunyai tanggung jawab yang sama untuk bekerja dengan aman dan selamat. Safety talk juga dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi karena didalam safety talk tanpa disadari kita semua juga akan belajar bagaimana cara berkomunikasi secara dua arah, kapan harus mendengarkan, kapan harus mengutarakan pendapat dan tidak memotong pemebicaraan saat orang lain sedang mengutarakan pendapatnya, karena efeknya bisa saja orang tersebut tersinggung, terutama apabila sedang bekerja. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, seperti apabila menerima atau memberi perintah yang tidak jelas atau salah akan berakibat fatal. 

 

Dalam sebuah studi dari Kaskutas, dkk (2016), mengungkapkan tentang manfaat yang didapat setelah melakukan program pembicaraan keselamatan dan kesehatan kerja di awal pekerjaan. Mereka memberikan intervensi pembicaran K3 di awal pekerjaan tentang pencegahan risiko jatuh dari ketinggian. Hasilnya, perilaku aman dapat ditingkatkan hingga 12% dan pengetahuan terkait dengan risiko dapat ditingkatkan hingga 21%. Dan dilakukan juga intervensi lain pada pekerjaan tukang kayu. Mereka melakukan pembicaraan K3 di awal pekerjaan dengan fokus kepada tema ergonomik. Mereka membagikan kartu untuk lebih interaktif dalam penjelasan terkait dengan ergonomik. Hasilnya, 78% dari sampel berpendapat bahwa toolbox sesuai dengan pekerjaannya, 53% percaya bahwa dengan toolbox yang didapatkan dapat merubah pekerjaannya, dan 44% dapat menggunakan alat yang baru atau berganti metode dalam pekerjaan sehingga mampu menghasilkan pekerjaan yang lebih ergonomis. Safety talk biasanya digunakan oleh tim keselamatan dan kesehatan kerja untuk memulai sebuah pekerjaan atau rapat. Biasanya materi-materi tersebut disampaikan berkisar 2-5 menit, itulah asal munculnya istilah P5M yang merupakan kependekan dari pembicaraan 5 menit. 

 

Dalam melakukan pembicaraan K3 di awal pekerjaan, ada beberapa hal yang harus lakukan agar para pekerja dapat menangkap pesan yang diberikan secara efektif, seperti memulai safety talk dengan cara menyesuaikan tema yang akan disampaikan misal bahaya yang ada di pekerjaan, karakter dari pekerja dan tema sesuai dengan situasi yang terkini. Menurut health and safety executive, kebanyakan orang hanya bisa menangkap 25%-50% dari pembicaraan yang diberikan. Apabila diperlukan, dapat diberikan kartu/ buku untuk pekerja agar dapat mengingat kembali apa yang dibicarakan. Tetap selalu berfikir positif, bawalah situasi dengan positif jangan menyampaikan safety talk dengan penuh ketegangan. Hargai dan terbuka terhadap masukan yang diberikan oleh pekerja. Fokuslah kepada bagaimana cara membuat tempat kerja aman dan bukan terhadap apa yang bisa membuat celaka. Sampaikan cerita bukan statistik. Angka-angka kecelakaan kerja memang sebuah statistik, namun pekerja tidak mengingat statistik, mereka mengingat cerita. Sampaikan cerita yang bisa mereka ambil pelajaran dan mereka akan mengingat itu dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Dan berikan umpan balik yang baik. Jangan jadikan pembicaraan sebagai pembicaraan 1 arah, buka kesempatan dan hargai jika ada diskusi. Dalam hal ini pemberi materi safety talk  juga dapat memeriksa tingkat kepahaman para pekerja dengan memberikan pertanyaan yang sederhana dan terbuka, karena pekerja ketika diberikan pertanyaan kebanyakan hanya akan cenderung menjawab “Ya” jika diberikan pertanyaan “Apakah Bapak-bapak paham?”, maka dari itu berikanlah pertanyaan terbuka seperti “Apa yang Bapak pahami tentang materi ini?”. 

 

Terdapat beberapa teknik yang dapat dipergunakan oleh supervisor atau pengawas lapangan agar pelaksanaan safety talk lebih efektif, antara lain seperti prepare (Lakukan persiapan sebaik mungkin, cari referensi sebanyak-banyaknya dan pahami materi safety talk yang akan disampaikan). Pinpoint (Fokuslah pada tujuan dan tetaplah sederhana, berikan poin-poin kunci. Jangan membuat bosan audiensi dengan memberi penjelasan yang menyeluruh dalam satu sesi. Fokus pada satu topik pembahasan). Personalize (Jalin komunikasi dua arah antara supervisor dengan pekerja dan sesekali menggunakan humor. Ini akan menjadikan pertemuan lebih akrab dan hangat serta menjaga audiensi tetap memperhatikan. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk lebih mengingat apa yang telah dibahas). Pictorialize (Sajikan materi safety talk tidak hanya secara lisan, namun dalam bentuk visual juga. Gunakan alat bantu visual, berupa gambar, grafik, video, atau peralatan pendukung lainnya bila memungkinkan). Prescribe (Pastikan saat menyampaikan topik pembahasan secara tepat kepada audiensi tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan agar mereka dan rekan kerjanya bekerja dengan aman dan selamat). 

 

Sebagai supervisor atau pengawas lapangan, pastikan terlebih dahulu sudah memahami poin-poin penting mengenai safety talk di atas. Meski hanya berlangsung dalam hitungan menit, pelaksanaan safety talk harus dipersiapkan sebaik dan se-efektif mungkin. Pastikan para pekerja yang terlibat didalamnya memahami penjelasan yang disampaikan pada safety talk

 

Semoga Bermanfaat.